Walau program vaksinasi COVID-19 berjalan lancar, Australia tidak akan dengan segera membuka perbatasan internasional. Kemungkinan besar perbatasan baru akan dibuka paling cepat pada pertengahan tahun 2022.
Itu adalah asumsi yang digunakan oleh pemerintah seperti yang dijabarkan dalam pidato anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang disampaikan hari Selasa (11/05) malam di Canberra.
BACA JUGA: Vaksin Sinovac Cegah Kematian Akibat Covid-19 Hingga 98 Persen
Dengan demikian, program karantina akan tetap diberlakukan bagi kedatangan terbatas bagi warga negara dan pemegang status visa permanen yang diizinkan pulang.
Dalam pengumuman anggaran itu disebutkan pula bahwa program vaksinasi COVID-19 sudah berjalan dengan baik, namun tidak disebutkan berapa target yang hendak dicapai oleh pemerintah.
BACA JUGA: Akademisi Apresiasi Langkah Pemerintah Bantu India Memerangi COVID-19
Semua asumsi ini dibuat sebagai dasar penentuan perkembangan ekonomi Australia selama paling tidak setahun ke depan, karena ini berhubungan dengan anggaran dan perkiraaan pertumbuhan ekonomi.
Bendahara Utama Negara (Treasurer) Josh Frydenberg mengatakan asumsi itu dibuat karena memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan bukanlah hal yang mudah dilakukan.
BACA JUGA: Perayaan Idulfitri, Jokowi: Kita Harus Mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan
"[Apalagi] membuat perkiraan di tengah pandemi. Lebih susah lagi," katanya.
"Ini perkiraan konservatif, asumsi yang berhati-hati bahwa perbatasan internasional akan dibuka lagi secara bertahap dari pertengahan tahun depan." Jadi bagaimana pembukaan dilakukan?
Menurut naskah APBN "jumlah kedatangan internasional akan tetap dibatasi oleh jumlah karantina yang ditetapkan oleh negara bagian selama tahun 2021 dan juga paruh pertama tahun 2022."
Artinya tidak akan ada perubahan besar.
Asumsi yang dicantumkan mengatakan 'adanya kembalinya migran permanen dan temporer secara bertahap' dari pertengahan tahun 2022, namun juga mengatakan ada kemungkinan mahasiswa internasional bisa datang lebih cepat.
"Sejumlah kecil kedatangan mahasiswa internasional secara bertahap akan dimulai di akhir tahun 2021 dan semakin meningkat di tahun 2022," demikian tertulis dalam naskah APBN.
Pemerintah Australia juga merencanakan semakin banyak perjanjian koridor perjalanan seperti yang sudah dilakukan dengan Selandia Baru, dengan mengatakan bahwa pembatasan karantina akan diterapkan 'kecuali untuk penumpang dari Zona Perjalanan Aman". Turis internasional baru akan kembali di pengujung tahun 2022
Asumsi yang disampaikan tampaknya menggambarkan apa yang sudah disampaikan oleh Josh Frydenberg dan Perdana Menteri Scott Morrison sebelumnya bahwa perbatasan internasional dibuka ketika 'situasi sudah dinilai cukup aman untuk melakukannya".
Dalam tanggapannya, Margy Osmond dari Forum Transportasi Wisata mengatakan bahwa masih jauhnya kemungkinan pembukaan perbatasan internasional akan sangat berdampak buruk pada bisnis mereka.
"Kita akan melihat banyak orang akan kehilangan pekerjaan, dan melihat banyak bisnis berhenti dan tidak berfungsi lagi ketika perbatasan internasional dibuka," katanya.
"Tanpa adanya bantuan tambahan berkelanjutan, kita mungkin masih beruntung kalau ada industri turis yang masih bertahan ketika perbatasan dibuka nantinya." Bagaimana dengan program vaksinasi?
APBN terbaru Australia ini menyediakan anggaran A$1,9 miliar bagi program vaksinasi selama lima tahun ke depan, namun tidak memberikan jadwal jelas kapan seluruh warga Australia akan mendapatkan vaksin COVID-19.
Asumsi yang paling jelas hanya menegaskan bahwa 'program vaksinasi bagi seluruh warga besar kemungkinan sudah akan tersedia di akhir tahun 2021".
Pada awalnya pemerintah Australia menyatakan bahwa setiap warga Australia setidaknya sudah mendapatkan dosis vaksin pertama di akhir Oktober.
Target itu kemudian dibatalkan setelah adanya perubahan mengenai penggunaan vaksin AstraZeneca yang tidak lagi disarankan bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun.
"Kita tahu bahwa sudah lebih dari 10 persen warga Australia saat ini sudah mendapatkan vaksin dosis pertama. Kita sudah melihat 30 persen mereka yang berusia di atas 70 tahun sudah mendapatkan dosis pertama," kata Josh Frydenberg.
"Kita melihat lebih dari 400 ribu dosis sudah diberikan selama sepekan terakhir. Lebih banyak lagi pasokan tersedia. Jadi itulah asumsi kita mengenai vaksin."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Kali Berlebaran di Tengah Penguncian, Warga Malaysia Mulai Hilang Kesabaran