jpnn.com, JAKARTA - Fenomena lagu cover makin populer belakangan ini, terutama di YouTube.
Lagu cover merupakan hasil reproduksi atau daur ulang lagu yang sebelumnya pernah direkam dan dibawakan penyanyi lain.
BACA JUGA: Film Kamu Tidak Sendiri Segera Tayang di Bioskop, Ini Jadwalnya
Sejumlah musisi atau penyanyi pun turut populer berkat formula cover, meski menimbulkan pro dan kontra.
Namun, segala bentuk karya cipta dari musisi tanah air tentu harus tetap dihargai.
BACA JUGA: Denny Darko Meramal Nasib Karier Nathalie Holscher yang Hendak Bercerai dari Sule
Salah satu musisi cover yang telah berkarier sejak tahun 2016 yakni Aviwkila.
Grup musik yang digawangi oleh Uki dan Ajeng itu mengawali kariernya sebagai musisi cover di Instagram dengan rutin mengunggah konten cover 15 detik.
BACA JUGA: Pengabdi Setan 2: Communion Tayang Mulai Hari Ini, Berteriaklah!
Aviwkila konsisten berkarya hingga saat ini dan sudah merilis lagu orisinal hasil ciptaan sendiri.
Pernah mengalami dua situasi sebagai penyanyi cover dan pencipta lagu, Aviwkila memiliki pandangannya sendiri terkait dengan stigma lagu cover dan orisinal.
"Sebenarnya kalau pencipta lagu dan musisi cover sama-sama memahami tentang legalitas konten maupun hak-hak lainnya, harusnya kita semua bisa membangun ekosistem musik yang lebih suportif kok," kata Uki dan Ajeng pada acara Cakap-Cakap yang diinisiasi oleh tim Cover Clearance by Sosialoka.
Hal tersebut juga ditanggapi oleh Mario G Klau, pencipta lagu sekaligus jebolan salah satu ajang pencarian bakat yang sukses menciptakan beberapa lagu seperti Tak Ingin Usai yang dipopulerkan oleh Keisya Levronka dan Pesan Terakkhir yang dipopulerkan oleh Lyodra Ginting.
"Sebagai pencipta lagu dan juga musisi cover, aku senang saat musisi juga mendukung karya yang kami produksi di platform maupun media sosial. Kita bisa saling support juga lewat situ," ucap Mario G Klau.
Cover Clearance by Sosialoka sendiri adalah platform yang diinisiasi oleh Sosialoka Indonesia dengan semangat untuk menciptakan ekosistem bagi para produser musik cover dan label untuk hidup dalam ekosistem industri yang kreatif dan suportif.
Miftah Faridh Oktofani, CEO Sosialoka Indonesia sekaligus yang menginisiasi platform cover clearance memiliki misi besar untuk membuat setiap pihak yang terlibat baik dari sisi pencipta lagu, label maupun musisi cover sama-sama mendapatkan keuntungan optimal dari setiap karya. (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra