jpnn.com, MEULABOH - Kepala Balai Besar Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan mengatakan bahwa fenomena awan hitam memanjang yang tampak seperti tsunami di Meulaboh, Aceh, bisa dijelaskan secara ilmiah.
Awan itu disebut arcus. "Secara ilmiah dalam dunia meteorologi, fenomena awan tersebut dinamakan dengan awan arcus (ref: cloud atlas World Meteorological Organization, WMO). Di mana fitur awan Arcus bisa ditemukan di antara jenis awan Cumulonimbus dan Cumulus," katanya kepada wartawan, Selasa (11/8).
Edison mengatakan, awan arcus lazim terjadi meski frekuensi kejadiannya jarang, memiliki tinggi dasar awan yang rendah, serta formasi pembentukannya horizontal memanjang seolah-olah seperti gelombang.
BACA JUGA: BMKG Meulaboh-Nagan Raya Beri Peringatan, Jauhi Wilayah Pantai, Sangat Berbahaya
Fenomena awan arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat serta lembab, sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang.
"Kondisi tersebut bisa terjadi, salah satunya karena adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas mendorong massa udara ke arah daratan," ujar Edison.
BACA JUGA: Awan Seperti Tsunami Menghiasi Langit Aceh, Begini Penjelasan BMKG
Ia menyebutkan bahwa fenomena awan arcus ini bisa menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir di sekitar pertumbuhan awan.
Keberadaan awan ini murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer dan tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis.
"Untuk itu masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi kondisi cuaca buruk dan dapat selalu mengupdate informasi cuaca dari BMKG," katanya. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Adek