jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Aliansi Nasionalis Indonesia Edwin Henawan Soekowati mengungkap adanya upaya sistematis membelokkan program Nawacita dan semangat Trisakti yang digagas Presiden Joko Widodo.
Hal itu terlihat dengan upaya mendorong pergantian sejumlah menteri 'andalan' Jokowi dengan stok-stok lama yang punya jejak dalam karut marut kebijakan pemerintahan masa lalu.
BACA JUGA: Buwas Bentuk Tim untuk Libas Korupsi
Mantan anggota DPR/MPR RI dari Fraksi PDI periode 1987-1992 itu mengatakan, strategi kelompok ini ingin mendorong pengambilalihan Kementrian Bappenas yang dipimpin Andrinof Chaniago, karena dianggap sebagai duri dalam daging buat para pengusaha oportunis dan agen asing yang ingin menguasai Indonesia.
Bahkan, Bappenas yang dianggap sebagai penentu arah kebijakan bangsa berbahaya jika dipegang Andrinof. "Agen-agen neoliberal dan pengusaha oportunis-pragmatis yang bercokol era presiden masa lalu sedang terus berupaya mengoyang keyakinan Jokowi untuk meninggalkan Nawacita dan Trisakti yang digagas Jokowi," kata Edwin, Senin (29/6) di Jakarta.
BACA JUGA: Menteri Rini Disebut Hina Jokowi, Ini Reaksinya
Edwin mengatakan, menteri yang menunjukkan dan memahami visi misi Trisakti dan program Nawa Cita itu hanya beberapa orang saja, salah satunya Andrinof. Menurutnya, kebijakan Garis Trisakti Andrinof jelas merugikan kelompok tersebut karena kaki-kaki pihak asing di Indonesia takut Jokowi mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas ketika Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah.
"Wajar Andrinof diganggu dan diminta direshuffle karena orang ini tidak bisa diajak kompromi aneh-aneh bahkan oleh lingkaran terdekat Jokowi sendiri," katanya.
BACA JUGA: Menteri Rini Merasa Difitnah, Ini Pernyataannya
Selanjutnya tinggal Jokowi apakah akan tetap berkomitmen Nawacita dan Trisakti? Atau mau menuruti pembajakan pengusaha pragmatis dan kelompok neo-liberal yang ingin kembali dengan bonceng isu evaluasi kabinet layaknya NICA bonceng sekutu 1945. "Andrinof dan Jokowi kan ini sama karakternya. Mereka berdua tidak punya kepentingan apa-apa dalam bisnis dan lain-lain," pungkas Edwin. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Sutiyoso Fit and Proper Test, TPDI Pertanyakan Kasus Kudatuli
Redaktur : Tim Redaksi