Awas, Cuaca Panas Mengancam Ketahanan Pangan Indonesia

Senin, 01 Mei 2023 – 13:02 WIB
Cuaca panas di Indonesia dinilai berpotensi mengancam ketahanan pangan dan sektor pertanian. Foto: Fathan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - JAKARTA - Cuaca panas di Indonesia dinilai berpotensi mengancam ketahanan pangan dan sektor pertanian.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir mengingatkan salah satu dampak naiknya suhu bumi yang dapat dirasakan langsung oleh petani, yaitu berkurangnya suplai air dan ancaman kekeringan.

BACA JUGA: GGN Dukung Ganjar Beri Benih Pisang Untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Padahal, sumber air yang memadai dan didukung infrastruktur yang baik sangat menentukan produksi pertanian.

“Ketersediaan air sangat penting untuk hasil pertanian dan memastikan keamanan pasokan makanan kita. Oleh karena itu, air harus memiliki kualitas dan kuantitas yang cukup,” kata Faisol dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (30/4).

BACA JUGA: Jaga Ketahanan Pangan, Mak Ganjar Ajak Puluhan Warga Cakung Tanam Bibit Pohon Cabai

Faisol membeberkan sektor pertanian menyerap sekitar 70 persen dari semua sumber daya air tawar, sehingga menjadikannya penyebab sekaligus bisa menjadi korban dari kelangkaan air.

Tingkat konsumsi ini, jika tidak dikendalikan, akan merusak ekosistem dan menghabiskan persediaan air untuk penggunaan lain.

Adapun infrastruktur irigasi utama Indonesia terdiri dari bendungan yang dikelola pemerintah yang menyediakan irigasi, air baku untuk industri dan perumahan, serta listrik. Pemerintah membangun dan merawat saluran air yang merupakan bagian dari sistem irigasi primer dan sekunder.

Beberapa hasil studi mengungkapkan, dampak perubahan cuaca pada sektor pertanian yang tidak melakukan adaptasi akan meningkatkan kebutuhan air hingga 40 persen.

"Dalam beberapa dekade mendatang, kelangkaan air dapat mempengaruhi dua pertiga populasi dunia, sehingga memperburuk ekosistem dunia," ungkap Faisol.

Konsekuensinya, lanjut Faisol, akan terjadi peningkatan curah hujan di zona beriklim sedang, variabilitas distribusi curah hujan, frekuensi kejadian ekstrim, serta menyebabkan suhu yang lebih tinggi.

Meskipun Indonesia memiliki potensi sumber daya air terbarukan yang luar biasa, Faisol menilai pasokan dan permintaan air seringkali tidak seimbang.

Dengan demikian, manajemen penggunaan air dan sistem pertanian yang inovatif merupakan dua cara paling penting untuk mengatasi tantangan kelangkaan air.

Menerapkan aturan yang menjaga dan melestarikan sumber daya air merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan ini. Metode irigasi yang efektif juga dapat diterapkan untuk menghemat limbah dan meningkatkan hasil pertanian.

“Banyak praktik terbaik sistem pertanian daerah-daerah di Indonesia yang bisa diadaptasi di daerah lain, mulai dari tata kelola irigasi dengan skema pembayaran jasa lingkungan, hingga penggunaan benih yang lebih tahan di lahan kering,” pungkas Faisol.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Cuaca   ketahanan pangan   air   pangan   pertanian  

Terpopuler