jpnn.com, BALI - Debu dari letusan Gunung Agung di Karangasem, Bali, telah sampai di Kabupaten Gianyar. Debu dengan kekentalan yang berbeda dari debu biasanya itu paling kelihatan dari kendaraan warga.
Turunnya debu pun sampai membuat warga Gianyar gatal-gatal. Seperti yang dituturkan oleh pedagang, Dewa Ayu, warga Lingkugan Teges, Kelurahan Gianyar.
BACA JUGA: Ada 45 Penerbangan Batal, Ribuan Penumpang Terjebak di Bali
“Saya dari rumah ke pasar naik motor tadi pagi, mata terasa kelilipan, ini beda dari biasanya,” ujar Dewa Ayu, kemarin, seperti dikutip dari Radar Bali.
Ketika debu menyentuh tangan, dia merasa ada semacam sengatan kecil di bagian tangannya. “Tangan saya gatal-gatal,” ujarnya.
BACA JUGA: Citilink Monitor Perkembangan Gunung Agung Setiap 6 Jam
Saat bangun tidur, dia juga merasa seperti sesak napas. Lantaran tahu situasi Gunung Agung, maka Dewa Ayu pun langsung menggunakan masker dan pakai jaket saat pergi ke pasar.
“Makanya saya pakai jaket sekarang, takut badan kena debu bisa gatal nanti semuanya,” ujarnya. Selain itu, debu yang terbawa angin juga bisa terlihat di rumahnya.
BACA JUGA: Lion Air Group Batalkan Penerbangan dari dan ke Lombok
“Ya tadi pagi saya lihat sadel motor sudah penuh debu, suami saya juga mengeluhkan debu yang agak berbeda mengotori mobil,” jelasnya.
Mengenai adanya dampak debu ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, dr. Ida Ayu Cahyani mengimbau warga untuk lebih waspada dengan hujan debu. Walau yang turun intensitasnya masih kecil, tapi perlu diwaspadai. “Kalau dampaknya, bisa terasa satu sampai dua hari,” ujarnya.
Apabila hujan debu ini terus berlangsung, maka mulai berpengaruh pada kesehatan. “Kalau terus begini, bisa sesak nafas, mulai terasa sakit pada mata, makanya kami imbau pakai masker dan pelindung mata,” ungkapnya.
Tidak saja menjaga diri, dokter yang akrab disapa Dayu Cahyani itu juga mengimbau masyarakat menutup makanan di rumah. Atau jika punya dagangan, harus diperhatikan kebersihannya. “Sebelum makan cuci tangan, dan makanan jangan dibiarkan terbuka agar tidak kena debu. Bahaya kalau dikonsumsi,” jelasnya.
Terlebih yang memiliki dagangan sembako di pasar, sebisa mungkin memberikan penutup bagian atap dagangannya supaya debu tidak turun di dagangan. “Sebisa mungkin harus dihindari,” tegasnya. (rb/dra/mus/mus/jpr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandara Lombok Ditutup, AP I Siapkan Langkah Antisipasi
Redaktur & Reporter : Adek