jpnn.com - BANJARMASIN - Aboe Bakar Alhabsyi mengkhawatirkan terjadinya konflik sosial dalam pilkada yang digelar serentak pada akhir tahun ini. Menurut anggota Komisi III DPR asal FPKS tersebut, potensi konflik sosial selalu muncul dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah.
“Biasanya potensi konflik semakin tinggi ketika calon yang bertanding hanya ada dua pasang. Akibatnya gesekan antar tim dilapangan semakin keras, karenanya saya selalu minta Polri untuk mempersiapkan diri,” katanya, seperti dilansir dari Radar Banjarmasin, Kamis (14/5).
BACA JUGA: Suami Tuangkan Bensin, Istri Nyalakan Obat Nyamuk, dan Akhirnyaââ¬Â¦
Aboe menjelaskan arti penting pemahaman empat pilar untuk menjaga kerukunan. “Kejadian konflik sosial, seperti perkelahian antar kelompok atau tawuran antar desa sebenarnya tidak perlu terjadi. Hal ini bisa dicapai apabila ada tenggang rasa antar masyarakat. Disinilah perlunya pemahaman yang baik tentang empat pilar berbangsa dan bernegara, sehingga tidak perlu ada keributan,” terangnya.
Dia juga menekankan agar masyarakat kembali memahami fungsi dasar dari pilkada itu sendiri. Pilkada itu merupakan bagian dari suksesi kepememimpinan, bukan perebutan kekuasaan.
“Aturannya sudah jelas dalam peraturan perundang-undangan. Jadi, silahkan saja pilih pemimpin yang paling bijak sesuai hati nurani. Tak perlu berebut dan tak perlu pula rebut,” tandasnya.
BACA JUGA: Tentang Sabda Raja, Seluruh Kerabat Keraton Jogja Akan Malu Jika...
Sekadar diketahui, di Kalsel akan diselenggarakan 7 pilkada kabupaten dan kota serta 1 pilkada gubernur. Kedelapan pilkada akan dilaksanakan serentak pada 9 Desember 2015.
Berkaca dari pelaksanaan pilkada di Kalsel sebelumnya, daerah ini terbilang aman. Namun suasana saat pilkada tak jarang cukup menegangkan terutama jika di daerah tersebut terdapat dua kandidat dengan kekuatan seimbang. (tas)
BACA JUGA: Demokrat Siap Kuasai Sumatera Barat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Keraton Jogja, Faktor Supranatural Harus Dipahami
Redaktur : Tim Redaksi