Lemahnya pengawasan China atas produsen obat sangat membahayakan pemakainya. Apalagi obat yang diproduksi tersebut bahkan tidak mengandung bahan aktif sama sekali.
Minggu (24/12), laman Guardian menurunkan laporan tentang beberapa studi terbaru yang menyebut sebanyak satu hingga sepertiga dari obat malaria di Uganda dan Tanzania adalah palsu atau di bawah standar. Obat itu dipercaya berasal dari China atau India.
Selain ancaman kematian bagi penderita yang mengonsumsinya, juga muncul kekhawatiran adanya resistensi penyakit atas obat di Afrika Timur. "Ini krisis karena setiap saat seseorang bisa meninggal akibat obat-obatan tersebut," ujar Nick White dari Wellcome Trust South Asean Overseas Program & Antimalaria.
David Nahamya, Kepala Pengobatan untuk otoritas obat Nasional Uganda mengungkap betapa mudahnya mendapatkan obat palsu dari China. "Anda telah melihat bagaimana mereka membuatnya di sana. Mereka dapat meniru segala sesuatu." ujarnya. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amerika Latin Paling Bahagia
Redaktur : Tim Redaksi