PADANG -- Semua pihak harap waspadaKomplotan perampok yang belakangan "bermain" di Padang, ternyata jaringan internasional
BACA JUGA: Pemeran Video Mesum Diamankan
Yang membahayakan lagi, sang pimpinan komplotan, Iwan Gonggong alias Erwin, hingga saat ini masih buronDiketahui kawanan rampok pimpinan Iwan Gonggong alias Erwin, pernah beraksi di Negara Singapura, dan Vietnam tahun 2003 lalu
BACA JUGA: Cabuli Anak Ibu Kos, Pelajar Dibui
Sedangkan senjata yang digunakan di pasok dari Jawa BaratBACA JUGA: Siswa SMK Tewas Ditikam
"Dalam aksinya, kebanyakan kawanan rampok itu menggasak ATM dan toko," kata Waka Polresta Padang AKBP Wisnu Handoko kemarin (7/10) pada wartawan di Polresta Padang.Masih berdasarkan keterangan tersangka Ikhsan, senjata yang dipakai kawanan rampok saat beraksi di kampus Bung Hatta Sabtu (25/9), dipasok oleh tersangka yang bernama Pak DeSementara, dua unit mobil avanza yang digunkaan kawanan rampok pimpinan Iwan Gonggong alias Erwin mempunyai fungsi masing-masing.
Dijelaskan Wisnu, mobil yang menggunakan plat nomor BM, digunakan untuk membawa mesin ATMSedangkan mobil avanza yang berplat BA, digunakan untuk membawa peralatan lasMobil yang membawa mesin ATM dikemudikan oleh Ikhsan dan Khairil, sedangkan mobil avanza yang membawa peralatan dikemudikan oleh KhairilDari keterangan Ikhsan, semua kawanan rampok kenalan di Lembaga Pemasyarakat CipinangDari perkenalan itu, mereka menyusun kekuatan dan melakukan rencana setelah bebas nanti.
"Iwan kenal pertama dengan seorang perampok asal Palembang berinisial ASetelah berkenalan dengan A, ia mengenalkan Iwan dan Ikhsan dengan rampok yang berinisial E asal JambiSebelum Iwan memimpinan sendiri, aksi di kampus Bung Hatta rampok yang berinisial A dan E juga pernah beraksi di Sumbar," ungkap WisnuGembong rampok yang berinisial A pernah beraksi di ATM yang berada di kampus Siteba, dengan anggota 7 orangSedangkan gembong rampok yang berinisial E pernah beraksi di kampus Unand, dan Padang Baru dengan anggota delapan orang"Saat A danE beraksi di Kota Padang, Iwan dan Ikhsan selalu terlibat," tambah Wisnu.
Dari hasil penyidikan juga terungkap senjata yang dibawa Pak De yang berasal dari kawasan Jawa Barat dibeli Rp5 samapi 10 juta rupiahSementara, uang dari hasil rampokan mesin ATM di Kampus Bung Hatta, dibagi untuk perorangan berkisar Rp34 sampai 36 juta rupiahItu pengakuan Ikhsan kepada penyidik
Ikhsan juga mengaku, sebelum mereka beraksi, Iwan menghubungi kawanan dari Lampung, Jambi, dan PekanbaruSaat mereka sampai di Sumbar, perencanaan untuk membobol ATM di Kampus Bung Hatta dilakukan dikawasan Pariaman, tepatnya di rumah RahmadSedangkan saat perencanaan, Rahmad dan istrinya tidur ditempat lain.
Delapan kawanan rampok itu mempunyai fungsi masing-masingSopir Khairil, Iwan Gonggong dan IkhsanSedangkan yang mengelas mesin ATM adalah Pak De alias Wisnu Wibowo dan HendraSelama ini Hendra didalam kawanan itu sangat terkenal keahliannya untuk mengelasDalam aksinya Hendra mampu mengelas dua mesin ATM itu dalam rentang waktu 10 menitSementara Rahman, Ikhsan, Bento, Sudirman alias Sudip, dan Iwan Gonggong bertugas mengangkat mesin ATM
Pembagian uang hasil rampokan, dibagi setelah mesin ATM dibongkar di bengkel RahmadSetelah menghitung, uang itu langsung dibagikanSelesai uang dibagi, rencananya kawanan itu akan berangkat ke PekanbaruDari sanalah baru mereka berangkat ke kampung masing-masing.
Senjata yang berasal dari Jawa Barat itu tiga pucuk di Pak De alias Wisnu Wibowo sebanyak tiga pucuk dengan jenis dua Bareta, satu FNIwan membawa satu pucuk senjata jenis FN, Rahman tersangka yang kabur membawa dua pucuk senjata dengan jenis FN dan Cold"Semua senjata yang dipergunakan kawanan rampok, tidak ada senjata laras panjang, yang selama ini diduga polisi juga dipergunakan kawanan rampok pimpinan Iwan Gonggong atau Erwin," kata Wisnu(myam/PE/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Janji Kapolda, Sadarkan Geng Motor
Redaktur : Tim Redaksi