SAWAHLUNTO--Warga Desa Lumindai Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto Provinsi Sumbar gempar. Ayah dan dua anaknya yang masih kecil ditemukan tewas di dalam bak pemandian umum, Minggu (5/5). Ironisnya, sebelum tewas, sang ayah membunuh terlebih dahulu kedua anaknya dengan meminumkan racun serangga.
Setelah sang anak dipastikan tewas, sang ayah, Darmalis (29)-warga Desa Lumindai, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto ini, ikut meneguk racun serangga. Mayat ketiga korban pertama kali ditemukan warga Lumindai, Andi, Minggu pagi, sekitar pukul 10.00 WIB, di kawasan pemandian di dekat Surau Kapaloguo, Dusun Pasar Hilir, Desa Lumindai.
"Saya tak sengaja melihat ada tubuh orang mengapung di dalam bak pemandian. Setelah dilihat ternyata itu adalah Darmalis dan anak-anaknya, saya langsung memberitahukan warga lain dan istrinya," kata Andi, warga Lumindai.
Di sekitar lokasi pemandian, ditemukan bekas muntahan korban dan kantong plastik dengan aroma serangga yang kuat. Diduga, racun dibawa dengan kantong plastik tersebut.
Darmalis yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir ini, diduga kuat bunuh diri dan membunuh kedua anaknya, Cindi Aulia (7) dan Bayu Mahendra (4), karena persoalan rumah tangga. Darmalis tengah menjalani proses perceraian dengan istrinya.
Kapolres Sawahlunto AKBP M Syafrial, didampingi Kabag Ops AKP Sumintak kepada POSMETRO mengatakan, antara korban dengan istrinya, Eni Ernita (27), sudah talak tiga. Karena tak bisa menerima masalah perceraian, korban diduga mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Akan tetapi, sangat disayangkan, korban ikut mengajak anak-anaknya dengan cara meminumkan racun serangga.
"Kuat dugaan korban meminum serangga Sabtu (4/5). Ketika ditemukan Minggu (5/5) sekitar pukul 10.00 WIB, mulut ketiganya berbusa, dan tubuhnya sudah kaku," kata AKBP Syafrial.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi, sebelum bunuh diri, Darmalis mendatangi istrinya Eni Ernita di rumah orangtuanya. Ketika itu, Darmalis beralasan rindu dengan anak-anaknya dan hendak menjemput kedua anaknya. Karena tak curiga, ibu dari Cindi dan Bayu pun membolehkan Darmalis membawa kedua anak mereka.
"Sabtu sore, menantu saya sempat menjemput Cindi dan Bayu ke rumah. Seperti biasa, anak saya memberikan kedua buah hatinya kepada sang suami," kata Hartono (45), ayah kandung Eni Ernita.
Akan tetapi, sebelum berangkat pergi, Eni dan Darmalis sempat membicarakan proses perceraian. Kata Hartono, saat itu, dirinya sempat mendengar percakapan putri dan menantunya itu. Namun, saat pergi bersama Cindi dan Bayu, wajah Darmalis terlihat panik.
"Saya sempat mendengar mereka berbincang membicarakan proses perceraian mereka. Tapi saya tidak berani berbicara. karena itu persoalan rumah tangga anak saya dan suaminya. Tapi saya melihat wajah Darmalis seperti orang panik dan murung sewaktu berangkat dari rumah," kata Hartono lagi.
Sementara, ketika mendapat kabar anak-anaknya tewas diracuni, Eni langsung panik dan histeris. Ia menuju lokasi tempat anak-anak dan suaminya ditemukan. Wanita ini tak kuasa menahan tangis, dan langsung memeluk jenazah sang buah hati dengan sesekali mencium-cium kening anaknya.
Eni masih tidak percaya jika putra dan putrinya, tewas bersamaan. Padahal, sehari sebelumnya, ia masih bercengkrama dengan kedua buah hatinya. Ibu muda ini terlihat shock, saat melihat jenazah kedua anaknya dibawa warga dan petugas.
Kapolsek Barangin, Iptu Gusfriandi, belum bisa menyatakan apakah ketiga jenazah tersebut, adalah korban bunuh diri atau pembunuhan sebelum hasil pemeriksaan dan penyelidikan selesai. "Kita masih melakukan olah TKP dan mengumpulkan barang bukti. Sampai sekarang, plastik beraroma baygon dan bekas muntah sudah diamankan dan diperiksa," jelas Iptu Gusfriandi.
Sementara, hasil visum et repertum dari dokter puskesmas, menurut AKP Sumintak, belum diketahui penyebab pasti kematian korban. "Sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, dokter yang akan melakukan visum belum juga muncul. Padahal dari awal sudah dihubungi. Untung saja kesabaran warga desa dapat diredam, akibatnya proses penguburan ayah dan dua anak itu terlambat," tambahnya. (ped/cr20)
Setelah sang anak dipastikan tewas, sang ayah, Darmalis (29)-warga Desa Lumindai, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto ini, ikut meneguk racun serangga. Mayat ketiga korban pertama kali ditemukan warga Lumindai, Andi, Minggu pagi, sekitar pukul 10.00 WIB, di kawasan pemandian di dekat Surau Kapaloguo, Dusun Pasar Hilir, Desa Lumindai.
"Saya tak sengaja melihat ada tubuh orang mengapung di dalam bak pemandian. Setelah dilihat ternyata itu adalah Darmalis dan anak-anaknya, saya langsung memberitahukan warga lain dan istrinya," kata Andi, warga Lumindai.
Di sekitar lokasi pemandian, ditemukan bekas muntahan korban dan kantong plastik dengan aroma serangga yang kuat. Diduga, racun dibawa dengan kantong plastik tersebut.
Darmalis yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir ini, diduga kuat bunuh diri dan membunuh kedua anaknya, Cindi Aulia (7) dan Bayu Mahendra (4), karena persoalan rumah tangga. Darmalis tengah menjalani proses perceraian dengan istrinya.
Kapolres Sawahlunto AKBP M Syafrial, didampingi Kabag Ops AKP Sumintak kepada POSMETRO mengatakan, antara korban dengan istrinya, Eni Ernita (27), sudah talak tiga. Karena tak bisa menerima masalah perceraian, korban diduga mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Akan tetapi, sangat disayangkan, korban ikut mengajak anak-anaknya dengan cara meminumkan racun serangga.
"Kuat dugaan korban meminum serangga Sabtu (4/5). Ketika ditemukan Minggu (5/5) sekitar pukul 10.00 WIB, mulut ketiganya berbusa, dan tubuhnya sudah kaku," kata AKBP Syafrial.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi, sebelum bunuh diri, Darmalis mendatangi istrinya Eni Ernita di rumah orangtuanya. Ketika itu, Darmalis beralasan rindu dengan anak-anaknya dan hendak menjemput kedua anaknya. Karena tak curiga, ibu dari Cindi dan Bayu pun membolehkan Darmalis membawa kedua anak mereka.
"Sabtu sore, menantu saya sempat menjemput Cindi dan Bayu ke rumah. Seperti biasa, anak saya memberikan kedua buah hatinya kepada sang suami," kata Hartono (45), ayah kandung Eni Ernita.
Akan tetapi, sebelum berangkat pergi, Eni dan Darmalis sempat membicarakan proses perceraian. Kata Hartono, saat itu, dirinya sempat mendengar percakapan putri dan menantunya itu. Namun, saat pergi bersama Cindi dan Bayu, wajah Darmalis terlihat panik.
"Saya sempat mendengar mereka berbincang membicarakan proses perceraian mereka. Tapi saya tidak berani berbicara. karena itu persoalan rumah tangga anak saya dan suaminya. Tapi saya melihat wajah Darmalis seperti orang panik dan murung sewaktu berangkat dari rumah," kata Hartono lagi.
Sementara, ketika mendapat kabar anak-anaknya tewas diracuni, Eni langsung panik dan histeris. Ia menuju lokasi tempat anak-anak dan suaminya ditemukan. Wanita ini tak kuasa menahan tangis, dan langsung memeluk jenazah sang buah hati dengan sesekali mencium-cium kening anaknya.
Eni masih tidak percaya jika putra dan putrinya, tewas bersamaan. Padahal, sehari sebelumnya, ia masih bercengkrama dengan kedua buah hatinya. Ibu muda ini terlihat shock, saat melihat jenazah kedua anaknya dibawa warga dan petugas.
Kapolsek Barangin, Iptu Gusfriandi, belum bisa menyatakan apakah ketiga jenazah tersebut, adalah korban bunuh diri atau pembunuhan sebelum hasil pemeriksaan dan penyelidikan selesai. "Kita masih melakukan olah TKP dan mengumpulkan barang bukti. Sampai sekarang, plastik beraroma baygon dan bekas muntah sudah diamankan dan diperiksa," jelas Iptu Gusfriandi.
Sementara, hasil visum et repertum dari dokter puskesmas, menurut AKP Sumintak, belum diketahui penyebab pasti kematian korban. "Sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, dokter yang akan melakukan visum belum juga muncul. Padahal dari awal sudah dihubungi. Untung saja kesabaran warga desa dapat diredam, akibatnya proses penguburan ayah dan dua anak itu terlambat," tambahnya. (ped/cr20)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayi Montok Dibuang di Dekat Warkop
Redaktur : Tim Redaksi