MAUMERE - Nasib malang dialami Hendrikus Moa (99) yang disandera anak kandungnya sendiri Kristoforus Gabriel Manek (40) dan sejumlah anak lainnya di kediaman mereka sendiri. Moa diikat mengunakan rantai sepeda motor dan ditempatkan di ruang yang kumuh dan tidak diberi makan.
Warga sekitar yang prihatin lantas melaporkan ke Polres Sikka. Satuan Polres sikka yang dipimpinan Aiptu Donatus langsung menuju TKP dan menemukan Moa dalam kondisi disandra. Disaksikan koran ini di RT02/RW08 Keluarahan Madawat, Kecamatan Alok itu, satuan polisi yang dipimpin Ka SPK Aiptu Donatus langsung memerintahkan untuk membuka rantai yang melilit kedua kaki Moa.
Donatus menilai perlakuan itu di luar batas kemanusiaan. "Bahkan dinilai sebagai bentuk penganiayaan berat," katanya.
Hal itu karena selain disandra dengan cara"cara yang tidak manusiawi juga tidak diberi makan. Akibatnya Moa hanya bisa menangis. Sejumlah anak-anaknya itu termasuk Kristoforus mengaku melakukan itu karena ayah mereka sering keluar rumah dan jalan tanpa tujuan. Kristoforus juga mengaku kalau ayahnya sehat dan dalam kondisi waras. Selain itu memiliki kekuatan gaib yang menyebabkan anak-anaknya selalu sakit-sakit. Bahkan seluruh anggota keluarga mengalami sakit yang sama.
Krisforus kepada koran ini mengaku walau ayahnya sudah berumur tua namun kekuatannya melebihi anak muda yang berumur 30 tahun. Dia mencontohkan satu karung beras yang berisi 60 kg, bisa diangkat dengan mudah oleh ayahnya. Menurutnya kekuatan seperti itu karena memliki kekuatan gaib. Dia juga mengaku mengalami sakit parah bahkan hampir mati dan diduga sebagai akibat perbuatan ayah kandungnya. Oleh karena itu semua anak-anak sepakat untuk menyandera ayahnya dengan cara dipasung menggunakan rantai motor.
"Kami melakukan ini karena ayah kami ini sering jalan-jalan dan yang lebih riskan lagi ayah memiliki kekuatan gelap atau suanggi sehingga kami semua mengalami sakit bahkan ada yang hampir mati. Saya sendiri yang mengalaminya. Namun, secara hukum kami yakin tidak dapat membuktikan itu," ujarnya.
Sementara itu Lurah Madawat, Siprianus Nerius pada kesempatan yang sama menegaskan, perilaku anak yang tega menyandera orang tua adalah anak yang tidak berprikemanusiaan. Kepada anak-anak termasuk Kristoforus sendiri Siprianus menegaskan bahwa perbuatan itu di luar batas kemanusiaan.
Menurut Siprianus, alasan orang tua jalan-jalan adalah alasan yang tidak rasional. Oleh karena itu bentuk penganiayaan dengan memasung ayah kandungnya sendiri adalah bentuk penganiayaan yang harus ditindak tegas dan diproses hukum.
Dirinya juga meminta semua anak-anak korban untuk membuat pernyataan tertulis untuk tidak lagi mengulangi perbuatan yang sama. "Apabila hal yang sama terulang lagi maka harus diproses hukum," katanya. (kr5/ito)
Warga sekitar yang prihatin lantas melaporkan ke Polres Sikka. Satuan Polres sikka yang dipimpinan Aiptu Donatus langsung menuju TKP dan menemukan Moa dalam kondisi disandra. Disaksikan koran ini di RT02/RW08 Keluarahan Madawat, Kecamatan Alok itu, satuan polisi yang dipimpin Ka SPK Aiptu Donatus langsung memerintahkan untuk membuka rantai yang melilit kedua kaki Moa.
Donatus menilai perlakuan itu di luar batas kemanusiaan. "Bahkan dinilai sebagai bentuk penganiayaan berat," katanya.
Hal itu karena selain disandra dengan cara"cara yang tidak manusiawi juga tidak diberi makan. Akibatnya Moa hanya bisa menangis. Sejumlah anak-anaknya itu termasuk Kristoforus mengaku melakukan itu karena ayah mereka sering keluar rumah dan jalan tanpa tujuan. Kristoforus juga mengaku kalau ayahnya sehat dan dalam kondisi waras. Selain itu memiliki kekuatan gaib yang menyebabkan anak-anaknya selalu sakit-sakit. Bahkan seluruh anggota keluarga mengalami sakit yang sama.
Krisforus kepada koran ini mengaku walau ayahnya sudah berumur tua namun kekuatannya melebihi anak muda yang berumur 30 tahun. Dia mencontohkan satu karung beras yang berisi 60 kg, bisa diangkat dengan mudah oleh ayahnya. Menurutnya kekuatan seperti itu karena memliki kekuatan gaib. Dia juga mengaku mengalami sakit parah bahkan hampir mati dan diduga sebagai akibat perbuatan ayah kandungnya. Oleh karena itu semua anak-anak sepakat untuk menyandera ayahnya dengan cara dipasung menggunakan rantai motor.
"Kami melakukan ini karena ayah kami ini sering jalan-jalan dan yang lebih riskan lagi ayah memiliki kekuatan gelap atau suanggi sehingga kami semua mengalami sakit bahkan ada yang hampir mati. Saya sendiri yang mengalaminya. Namun, secara hukum kami yakin tidak dapat membuktikan itu," ujarnya.
Sementara itu Lurah Madawat, Siprianus Nerius pada kesempatan yang sama menegaskan, perilaku anak yang tega menyandera orang tua adalah anak yang tidak berprikemanusiaan. Kepada anak-anak termasuk Kristoforus sendiri Siprianus menegaskan bahwa perbuatan itu di luar batas kemanusiaan.
Menurut Siprianus, alasan orang tua jalan-jalan adalah alasan yang tidak rasional. Oleh karena itu bentuk penganiayaan dengan memasung ayah kandungnya sendiri adalah bentuk penganiayaan yang harus ditindak tegas dan diproses hukum.
Dirinya juga meminta semua anak-anak korban untuk membuat pernyataan tertulis untuk tidak lagi mengulangi perbuatan yang sama. "Apabila hal yang sama terulang lagi maka harus diproses hukum," katanya. (kr5/ito)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyelundup Serang Petugas Bea Cukai dengan Molotov
Redaktur : Tim Redaksi