Ayo ke Solo, 23-25 September Nanti Ada Festival Payung Lagi

Senin, 05 September 2016 – 06:06 WIB
Foto: Kemenpar for JPNN.Com

jpnn.com - SOLO – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk kedua kalinya men-support kegiatan Festival Payung Indonesia 2016 di Solo, Jawa Tengah. Nantinya, festival itu akan digelar pada 23-25 September di Taman Balekambang yang punya nilai historis bagi warga Kota Bengawan itu.

Taman seluas 9,8 hektare itu dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII pada 1921 untuk kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah. Ada kolam besar dan dua patung putri ini yang melambangkan kedua puteri raja itu.

BACA JUGA: Usulan Pengangkatan CPNS Disetujui

”Festival ini adalah festival yang mempertemukan pelaku Industri kreatif kreasi payung, penggiat pelaku seni karnaval dan masyarakat untuk melestarikan seni kerajinan payung Indonesia. Terima kasih Kemenpar yang terus peduli dengan kegiatan di daerah yang berpotensi juga mendatangkan wisatawan,” ujar Ketua Panitia Kegiatan FPI 2016 Heru Mataya.

Menurut Heru, acara itu akan dilaksanakan Karnaval Payung, Solo Dance Festival, Pentas Tari Payung, Fashion Show Payung, Pameran dan Lomba Foto, Workshop dan Melukis Payung, Sarasehan dan Refleksi, serta Workshop World Culture Forum. Sedangkan pusat festival itu adalah pagelaran Pasar Payung/

BACA JUGA: Antisipasi Kepadatan Long Weekend, Masyarakat Diimbau Gunakan Jalur Selatan

”Ini karya seni yang indah dan sangat bisa mendatangkan wisatawan. Even FPI tahun ini selain akan dimeriahkan dengan berbagai kerajinan payung dari dalam negeri, juga akan menampilkan kerajinan payung dari sejumlah negara Asia, seperti Kamboja, Thailand, Jepang, dan Tiongkok, ada kemungkinan akan bertambah  lagi,” ujar Heru.

Festival Payung Indonesia sudah memasuki tahun kedua. Pada tahun lalu, event itu juga digelar di lokasi yang sama.

BACA JUGA: Setiap Ingin Menggauli Anak Tiri, Misrani Selalu Keluarkan Celurit

Heru menjelaskan, panitia terus melakukan persiapan dengan termasuk mendatangkan pengrajin dari berbagai kota. Panitia juga sudah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyelenggaraan FPI tahun ini, salah satunya melalui kegiatan pra-even yang dilangsungkan di kawasan CFD Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Sejumlah kerajinan payung yang akan ditampilkan antara lain dari Juwiring dan Klaten. Pada even kali ini, panitia mencoba lebih mengeksplorasi sajian kerajinan, yakni dengan menampilkan batik yang ada di seluruh nusantara.

”Adanya pra-even yang kami laksanakan agar masyarakat luas juga mengenal jenis payung tradisional yang ada di Indonesia. Kami berharap masyarakat tidak hanya melestarikan payung, namun juga mengembangkan payung untuk menjadi sebuah kesenian kreasi baru,” kata Heru.

Dekorasi payung selalu menghiasi desain banyak festival yang digelar kementerian yang dipimpin Arief Yahya itu. Sejak Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015, Festival Payung Solo 2015, Festival Kuliner Manado 2016, Hari Kartini 2016 Jakarta juga menampilkan warna-warni payung.

Bahkan di Bukit Bintang Street Festival, Kuala Lumpur Malaysia yang digelar 1-4 September ini, Kemenpar juga mendesain koridor mall dengan warna-warni payung. “Payung memang kreasi yang unik dan punya taste yang artistik,” sebut Rizki Handayani, Asdep Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah ASEAN di Kuala Lumpur.

Kemenpar memang terus progresif memperkenalkan destinasi pariwisata dengan berbagai skema. Terutama dalam hal menciptakan objek atraksi baru Bali and Beyond. Solo termasuk dalam skema Bali-Bali baru atau Joglosemar (Jogjakarta-Solo-Semarang).

Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata, Raseno Arya mengatakan bahwa wisatawan jangan terus selalu bertujuan ke Bali saja. Kata Raseno, Joglosemar juga masuk daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional oleh Kemenpar.

Raseno menjelaskan, ketiga daerah itu memiliki potensi di bidang budaya, belanja, dan kuliner, untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). ”Semoga wisatawan juga membuat paketnya ke Solo setelah mengetahui daerah kita yang lain dan berkembangnya festival kita di daerah termasuk FPI. Karena, salah satu alasan turis mancanegara datang ke Indonesia adalah melihat wisata alam budaya dan karya manusia,” katanya.

Sesuai portofolio pasar pariwisata versi Kemenpar, sektor wisata alam menyumbang 35 persen. “Dan buatan manusia lima persen,” ujar Raseno menyebutkan portofolio bisnis pariwisata yang diyakini Menpar Arief Yahya itu.

Wisata budaya menyumbang pasar terbesar mencapai 60 persen. Wisata budaya masih terbagi menjadi warisan budaya dan sejarah sebesar 20 persen, belanja dan kuliner 45 persen, serta wisata kota dan desa sebesar 35 persen.

Berdasarkan data tersebut, Kota Jogja, Solo, dan Semarang, layak masuk daftar daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional. Untuk branding pemasaran di mancanegara, Kota Jogja, Solo, maupun Semarang bisa mengusulkan pilihan tematik keunggulan daerahnya masing-masing. Seperti keris, batik, serta beragam kekayaan budaya maupun kulinernya.

Khusus Kota Jogja bahkan ditarget bisa dikunjungi 100 ribu wisman atau naik 11,11 persen dibanding tahun lalu yang hanya 90 ribu orang. Sedangkan Solo ditarget mampu mendatangkan 30 ribu wisman atau naik 100 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 15 ribu orang.

”Bandara Adisucipto (Yogyakarta, red) dan Ahmad Yani (Semarang) yang masuk great Yogyakarta memiliki kontribusi besar sebagai pintu masuk utama wisman. Bisa dikunjungi setelah dari Bali atau sesudah dari Semarang dan Jogja,” kata Raseno.

Jogjakarta dan Semarang juga sudah memiliki 3A atau atraksi, akses dan amenitas yang dipopulerkan Menpar Arief Yahya. Hotel, restoran, kafe, mal, convention center, exhibition termasuk dalam amenitas yang memang harus disiapkan untuk semua level.

“Jika ingin menggenjot wisman, maka akomodasi dan segala kelengkapannya harus disiapkan dengan baik juga,” ujarnya.

Raseno juga meminta ketersambungan Joglosemar diaktifkan. Terlebih ketiga kota itu memiliki bandara bertaraf internasional.

“Jadi kelak orang mau ke Joglosemar, bisa via Adi Sucipto Jogja, Adi Sumarmo Solo dan Ahmad Yani Semarang, lalu dikoneksi melalui overland, jalur darat, mari kita sukseskan semua potensi pariwisata kita,” tandasnya.(adv/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Libur Idul Adha, Seperti ini Rekayasa Lalin yang Disiapkan di Tol Brexit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler