jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) optimistis pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa rampung selama tiga tahun. Pasalnya, proses akuisisi lahan sudah selesai.
"Biasanya pembangunan itu terlambat pada penyiapan tanahnya, karena kami akan menggunakan railway daripada jalan tol Jasa Marga, kemudian tanah-tanah jalan yang dilalui di Walini yang milik PTPN VIII," ujar Staf Khusus Menteri BUMN, Sahala Lumbangaol di Jakarta, Jumat (16/10).
BACA JUGA: Cari Rumah di Cileungsi? Silakan Datang ke Mal Plaza Cibubur, Ada Diskon
Sahala menambahkan, model bisnis proyek kereta cepat ini murni dari aksi korporasi yang mengutamakan komersialisasi. "Model bisnis ini tidak beratkan APBN dan tidak ganggu pemerintah karena tidak ada jaminan," ungkapnya.
Nantinya, kereta cepat ini akan melewati delapan stasiun dengan total panjang 140 km dan kecepatan 250 km/jam. Adapun total investasi untuk proyek kereta cepat ini sebesar USD 5,5 miliar yang akan dibiayai oleh CDB sebanyak 75 persen. Sedangkan sisanya, 25 persen dibiayai oleh ekuitas konsorsium, baik konsorsium BUMN Indonesia maupun Tiongkok. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Penandatangan Proyek Kereta Cepat Tanpa Disaksikan Menteri Rini
BACA JUGA: Asap Masih Pekat, Waspadai 10 Bandara Ini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingin Jadi Raja Penerbangan Domestik, Citilink Tambah 24 Pilot
Redaktur : Tim Redaksi