jpnn.com, PAPUA - Kesuksesan Pekan Olahraga Nasional (PON) PON XX 2021 Papua bukan sekadar prestise dalam bidang penyelenggaran, tetapi momentum kebangkitan prestasi masing-masing daerah di tengah hantaman wabah Covid-19.
PON XX 2021 di Papua adalah sejarah yang akan tercatat dalam perjalanan bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Panitia Siap Gelar PON Papua 2021 Dengan Tagline Torang Bisa!
Penegasan ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Cricket Indonesia (PC PCI) M. Azis Syamsuddin saat melakukan kunjungan kerja ke Papua, Rabu (31/3).
Menurut Azis, PON Papua harus menjadi wadah mengali potensi atlet bagi kekuatan timnas.
BACA JUGA: 300 Hari Menuju PON 2021, Festival Cahaya Papua Catatkan Dua Sejarah Penting
Harapannya setiap daerah benar-benar mengirimkan atlet yang memiliki bobot dan potensi juara di setiap cabang olahraga.
"Sekali lagi, ini bukan sebatas prestise penyelenggaran, tetapo tujuannya tetap prestasi," kata Azis.
BACA JUGA: Timnas Bulu Tangkis Indonesia Dipaksa Mundur, Begini Reaksi Azis Syamsuddin
Wakil ketua DPR RI ini menjelaskan PON XX Papua merupakan pesta olahraga tingkat nasional terbesar di Indonesia.
Even bergengsi empat tahun sekali ini, menjadi gelaran terbesar di luar Jawa dan Sumatera.
"Ini menjadi catatan sejarah, sejak kali pertama PON 1948 di Solo. Kebanggaan itu makin komplet rasanya dengan adanya raihan prestasi baru, ada rekor baru di setiap gelanggang olahraga," harap Azis.
Wakil ketua umum Partai Golkar itu juga berharap pemerintah pusat khususnya Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Papua mampu bekerja maksimal dalam membantu kelancaran pelaksanaan.
Menurut dia, tentunya tidak hanya sebatas venue, fasilitas pendukung maupun sarana lainnya.
Namun, ada banyak hal seperti dari sisi kualitas penyelenggaraan, sampai jaminan harga tiket tidak melonjak.
"Semua ini harus dipertimbangkan. Karena (PON Papua) akan menyedot animo publik dari penjuru nusantara," jelas Azis.
Di sisi lain, Azis juga mengharapkan masyarakat di Bumi Cenderawasih dapat berpartisipasi menyukseskan penyelenggaraan ajang olahraga tersebut dengan turut menjaga kondisi keamanan di wilayah setempat.
"Keamanan PON bukan saja tanggung jawab TNI dan Polri, namun merupakan tanggung jawab masyarakat di Bumi Cenderawasih. Saya yakin semangat ini pun tumbuh dari anak-anak bangsa di Papua," terang Azis.
Berdasar dialog, informasi yang berkembang, dan pandangan mata di lapangan, Azis menilai tak ada lagi keraguan dalam pelaksanan PON.
"Papua kondusif, terpantau aman dan masyarakat di sini (Papua, red) siap menjadi tuan rumah yang baik menyambut duta-duta olahraga nasional," ungkapnya.
Meski demikian, Azis tetap berharap PB PON melalui bidang keamanan, dapat memaparkan kondisi keamanan kepada seluruh peserta, termasuk KONI, sehingga kesiapan sebagai tuan rumah tidak akan diragukan.
"Antisipasi, garansi keamanan menjadi poin penting. Keamanan Papua sekarang aman terkendali, tetapi perlu dijelaskan secara terperinci oleh pihak keamanan," jelas Azis.
Di luar konteks penyelenggaraan PON, pria kelahiran Jakarta 31 Juli 1970 ini menilai Papua makin maju berkembang. Ini dapat dilihat dari pertumbuhan IPM di Papua pada 2020 begitu kentara.
Angka-angka ini dapat dilihat dari kenaikan umur harapan hidup yang naik menjadi 68,79 tahun, harapan lama sekolah menjadi 11,08 tahun. Meskipun rata-rata lama sekolah 6,69 tahun serta pengeluaran per kapita yang naik dari 2018 ke 2019, menjadi turun akibat Covid-19.
"Ada kelemahan ada kelebihan, sebuah kewajaran. Lalu mengapa kondisi IPM di wilayah kabupaten/kota di Papua tidak merata, jelas banyak faktor, ini dipengaruhi geografis, sosial, budaya dan politik dan keamanan," jelas Azis Syamsuddin. (*/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy