Azwar Puji Cara Kemenlu Gelar Tes CPNS

Sabtu, 08 September 2012 – 22:41 WIB
JAKARTA - Langkah Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang melaksanakan testing CPNS di ruangan nyaman, menggunakan sistem barcode, serta adanya jaminan pelayanan cepat dan  fairness diapresiasi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN&RB) Azwar Abubakar.  Karenanya, testing CPNS Kemenlu itu patut ditiru instansi lainnya.

"Saya sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Kemenlu. Sudah dapat ISO dan masuk MURI, tapi masih mau menjalankan tes serentak hari ini. Saya berharap agar kementerian dan instansi lain lain meniru apa yang dilakukan Kementerian Luar Negeri, sehingga dari tahun ke tahun semakin makin bagus,” ujar Azwar saat meninjau tes CPNS Kemenlu di PRJ Kemayoran, Sabtu (8/9).

Dia mengibaratkan rekrutmen CPNS seperti mencari bibit pohon. Bibitnya maupun kayunya harus yang lurus dan tidak berpenyakit agar tidak berlubang di tengahnya.  “Jadi bisa untuk bangunan 30 sampai 50 tahun,” tambahnya.

Diakuinya, rekrutmen CPNS tahun ini hanya sekitar 10 persen dari jumlah PNS yang pensiun. Namun untuk tahun depan, direncanakan sekitar 50 persen yang pensiun, yakni sekitar 60 sampai 70 ribu ribu.

Menurutnya, penerimaan CPNS tidak berdasarkan permintaan, tetapi berdasarkan kebutuhan riil. “Misalnya, untuk guru, bisa saja harus diangkat seratus persen dari yang pensiun. Sedangkan untuk tenaga administrasi, secara bertahap."

Menjawab pertanyaan terkait sistem penyelenggaraan tes yang bebas KKN, Azwar mengatakan, pembuat soal tes adalah konsorsium 10 perguruan tinggi negeri (PTN) yang direkomendasikan oleh Mendikbud. Sementara instansi penyelenggara testing hanya menerima master soal, yang hanya bisa dibuka oleh Lembaga Sandi Negara  (Lemsaneg). Setelah dibuka bersama, diserahkan ke percetakan untuk penggandaan, yang dikawal oleh polisi, baik yang pakaian dinas maupun preman.

Selesai ujian, lembar jawaban dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kotak yang disegel, dan selanjutnya dibawa ke Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) untuk dipindai.  “Di BPPT, ruangannya steril, hanya petugas yang bisa masuk,” ujarnya.

Hasil ujian tersebut, nantinya diserahkan ke pejabat pembina kepegawaian (PPK) masing-masing instansi untuk diumumkan dengan tembusan ke MenPAN&RB serta Badan Kepegawaian Negara (BKN), guna mencegah terjadinya 'masuk angin' seperti tahun-tahun sebelumnya. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesantren Ngruki Bukan Pencetak Teroris

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler