jpnn.com, JAKARTA - Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mengampanyekan gerakan 'zero waste by AZWI' dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional, di Jakarta, Selasa (1/3).
AZWI juga meluncurkan berbagai hasil kajian oleh para anggotanya.
BACA JUGA: Begini Cara Cekindo Bantu Wujudkan Bali Bersih Sampah Plastik
Menurut Co-coordinator AZWI Rahyang Nusantara, AZWI sejak 2017 muncul sebagai gerakan kolektif dari lembaga-lembaga nonprofit di Indonesia yang sudah berpengalaman dalam menyelesaikan masalah sampah dari tingkat advokasi hingga ke tapak.
"Kami bersama-sama mengusung alam nusantara yang berkelanjutan dan sehat, melalui peradaban yang secara adil memanfaatkan sumber daya alam sehemat mungkin dan hanya menggunakan material yang aman serta tidak membuang apa pun,” ujar Rahyang.
BACA JUGA: Dukung Cisadane Bebas Sampah 2040, SiCepat Ekspres Salurkan Wastetrap
Pembicara lain Direktur harian Yayasan Pengembangan Biasans dan Bioteknologi (YPBB) Fictor Ferdinand.
Menurutnya ada tiga strategi utama yang menjadi fokus laporan berbagai lembaga yang peduli pada lingkungan.
BACA JUGA: Padang Kehabisan Tempat Buang Sampah, Wali Kota Contoh Jakarta
Yaitu memperjuangkan zero waste cities, advokasi hulu dan plastik sekali pakai serta menolak berbagai solusi semu.
“Dengan beberapa kajian dan juga buku panduan terkait penerapan Zero Waste Cities kami berharap dapat mendorong perubahan tata kelola pengelolaan sampah di tingkat kabupaten/kota."
"Kami juga menekankan pentingnya tahap-tahap yang perlu dilakukan untuk mengembangkan model pengelolaan sampah terpilah,” ucap Fictor Ferdinand.
Menurut Fictor, YPBB mendata hanya ada 9 persen sampah plastik yang dapat didaur ulang, 12 persen dibakar dan 79 persen berakhir begitu saja di TPA dan lingkungan.
“Selain kemasan sachet tidak bisa didaur ulang secara berkelanjutan dan aman, banyak solusi lain yang bisa dipilih sebagai kemasan produk."
"Konsep guna ulang dan isi ulang saat ini sudah menjadi tren dunia dan sebaiknya bisa dicontoh oleh para produsen,” kata Co-coordinator AZWI Nindhita Proboretno.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang