Babak Baru Bagi 9 Finalis Go Ahead Challenge 2019

Sabtu, 27 Juli 2019 – 10:14 WIB
Finalis GAC 2019 di Gudskul, Jakarta Selatan, Jumat (26/7). Foto: Dedi Yondra/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Kompetisi seni kreatif Go Ahead Challenge (GAC) 2019 memasuki babak baru. Setelah menemukan 9 finalis, kini penyelenggara mengadakan creative academy di Gudskul, Jakarta Selatan.

"Selama sesi creative academy, finalis GAC 2019 dari bidang musik, visual art,  dan video atau fotografi akan menggali inspirasi dari para mentor dan pelaku kreatif profesional lain," kata Saleh Husein selaku pengisi workshop creative academy di Gudskul, Jakarta Selatan, Jumat (26/7).

BACA JUGA: Jefri Nichol: Saya Sudah Mengikhlaskan Itu Semua

Dalam program creative academy, kreativitas finalis coba dimatangkan lagi. Mereka dapat bebas berdiskusi, mengembangkan diri, dan eksplorasi karya bersama para mentor. Deretan para mentor yakni Jason Ranti, Gerald Situmorang, Rekti Yoewono (musik), Anggun Priambodo, Alain Goenawan, Fanfani (video/fotografi), Sarkodit, Fluxcup, dan Muchlis Fahri ‘Muklay’ (visual art).

BACA JUGA: Sempat Mau Bunuh Diri, Vanessa Angel: Semua Orang Meninggalkan Aku

BACA JUGA: Sempat Mau Bunuh Diri, Vanessa Angel: Semua Orang Meninggalkan Aku

Selain para mentor, creative academy GAC 2019 juga melibatkan para kurator yang berperan dalam proses seleksi ide dan karya. Antara lain yaitu Widi Puradiredja (musik), Lucky Kuswandi (video/fotografi), dan Naufal Abshar (visual art).

Musikus Saleh Husein menjadi salah satu pengisi workshop creative academy yang diadakan GAC 2019. Dalam acara tersebut, gitaris White Shoes and The Couples Company' dan 'The Adams' itu memberi pelajaran untuk salah satu finalis GAC 2019 dari bidang musik yakni, Shandya. 

BACA JUGA: Bagus Permadi Ungkap Kondisi Nunung di Tahanan

BACA JUGA: Millen Cyrus Pernah Berkencan dengan Zack Lee?

"Dalam creative academy ini, saya memberi masukan tentang visual art. Penting buat anak band karena masuk dalam logika merchandise. Sekaligus 

input soal kolaborasi, cross culture, ada visual art, videografi, dan lainnya" beber Saleh Husein.

"Saya ngasih tahu juga betapa penting networking, anak band butuh berkolaborasi dengan ekosistem, baik sesama musisi atau pelaku lainnya. Tidak mungkin karya hanya didengar sendiri," sambungnya.

Shandya sebagai band pendatang baru merasa bangga mendapat masukan dari Saleh Husein. Apalagi dalam creative academy untuk GAC 2019 itu, mereka langsung diberi banyak ilmu untuk menjalankan band untuk terus aktif mengeluarkan karya berkualitas.

"Senang mendapatkan ilmu dari pelakunya. Kami band dari Pangkal Pinang, Bangka Belitung jadi semakin tahu luas, bagaimana pelaku industri kreatif," ujar Isty, sang vokalis.

Selain melibatkan pelaku kreatif profesional di industri kreatif, creative academy juga memiliki konsep menarik. Yakni, dengan menggabungkan para finalis dari tiga bidang berbeda dalam satu grup.  

Sehingga dari sembilan finalis terbentuk tiga grup gabungan dari musik, video/fotografi, dan visual art. Masing-masing didampingi mentor dari bidang berbeda untuk mengembangkan ide menjadi sebuah karya kolaborasi yang akan dipamerkan di gelaran Soundrenaline 2019.

Setelah pameran kolaborasi, para kurator dan mentor GAC 2019 akan mengambil satu pemenang terbaik dari bidang musik, visual art, dan video atau fotografi. Para finalis yang tersisa yakni Zhadam Aldhy, Rachmat U Bachtiar, Anindita Putri Samil, Hondo, Bilal Muhammad, Shandya, Azhar Natsir, M Hafiyan Nur Cholis, dan Muhammad Zuhri. (mg3/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Millen Cyrus Pernah Berkencan dengan Zack Lee?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler