jpnn.com - PANGKALAN BUN – Upaya pencarian dan evakuasi korban dan badan pesawat AirAsia QZ8501 dilakukan oleh berbagai elemen, mulai lembaga pemerintah hingga masyarakat. Mulai dengan teknik dan peralatan modern hingga ritual tradisional.
Seperti yang dilakukan masyarakat Kaharingan dari Desa Penyambaan, Kabupaten Lamandau. Dipimpin ketua adat dan perangkat desa setempat, Sabtu (10/1) sore sekitar pukul 16.30 Wib.
BACA JUGA: Bupati Gagas Bangun Monumen di Pangkalan Bun
Mereka menggelar ritual adat ‘memberi makan’ atau sesaji kepada ‘penunggu laut’ di mana pesawat AirAsia diduga jatuh.
Sesaji yang terdiri dari 1 ekor babi, hati babi dan 1 ekor ayam itupun dilarung ke laut lepas dengan diiringi doa-doa yang dipimpin Lacon, Ketua Adat Kaharingan Desa Penyambaan.
BACA JUGA: Mangkal di Alun-Alun Malang, PKL Didenda Rp 10 Juta
Entah karena doa dan sesaji yang disampaikan, atau memang kebetulan, setelah prosesi doa dipanjatkan dan sesaji dilarung, tiba-tiba hujan disertai petir cukup keras terdengar sebanyak dua kali di kawasan Pantai Tanjung, tempat ritual dilaksanakan.
Tetapi anehnya, hujan dan petir itu hanya terjadi beberapa menit. Setelah itu, langit yang semula terlihat gelap oleh mendung, kembali cerah dan bersih.
BACA JUGA: Siswi Jual Keperawanan Rp 10 Juta di Facebook, ââ¬ÅPembeliââ¬Â Tawari Rp 15 Juta
Kepada Kalteng Pos (Grup JPNN), Lacon menuturkan, menurut kepercayaan umat Kaharingan setempat, di daerah tersebut dipercaya banyak penunggu atau makhluk-makhluk tak kasat mata.
“Sesaji berupa babi, hati babi dan ayam ini merupakan tebusan untuk makhluk-makhluk yang ada di laut,” kata Lacon.
Menurut Lacon, dulunya tempat itu banyak orang-orang yang meninggal akibat peperangan. Dan banyak mayat yang berjatuhan dilaut karena kalah dalam peperangan.
Selain itu, di daerah itu konon dulu juga ada sebuah kerajaan.
Lacon meyakini, para penunggu itulah yang menggangu proses evakuasi dan pencarian korban selama dua pekan terakhir.
"Kita lihat di tayangan di televisi atau surat kabar, sering para penyelam kesulitan karena keadaan gelap. Dan tiba tiba cuaca berubah. Kami yakin itu ulah iblis yang mengitari tempat jatuhnya pesawat. Kami berharap dengan ritual ini bisa ada titik terang dan ditemukannya lagi korban yang lain. Saya juga berharap kepada keluarga korban selalu berdoa supaya proses pencarian ini cepat selesai dan membuahkan hasil,” ujarnya.(ena/nto)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diseruduk Avanza, Nenek 76 Tahun Tewas
Redaktur : Tim Redaksi