jpnn.com - jpnn.com - Sebanyak 54 nyawa melayang di Afghanistan akibat badai dan longsor salju kemarin.
Selain menelan korban jiwa, cuaca buruk sepanjang musim dingin kali ini mengakibatkan 168 rumah ambruk dan 340 hewan ternak mati. Padahal, cuaca buruk belum beranjak.
BACA JUGA: Tolong...Kami Sekarat Kedinginan
"Jumlah korban masih bisa bertambah karena petugas belum dapat mengakses area terpencil," terang Mohammad Omar Mohammadi dari Kementerian Bencana Alam Afghanistan.
Area yang terdampak paling parah adalah provinsi-provinsi di sisi timur laut dan tengah. Total ada 22 provinsi yang tertutup salju tebal.
Di Provinsi Badakhshan, 18 orang meninggal saat rumah mereka tertimpa salju yang longsor.
"Tiga perempuan dan dua anak-anak menjadi korban," kata jubir pemerintah setempat, Naweed Frotan.
Hingga kemarin, ada belasan orang yang tertimbun salju di area tersebut. Baik tim penyelamat maupun aparat pemerintah tidak bisa mengakses tempat itu karena jalanan tertutup salju.
Selain timbunan salju yang meninggi dan ancaman longsor yang kian nyata, masyarakat Afghanistan harus berjuang melawan hawa yang superdingin.
Di Provinsi Badghis, dua orang meninggal lantaran tidak tahan melawan hawa yang superdingin.
Lebih dari seratus binatang juga mati karena tertusuk hawa superdingin tersebut.
Untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban, pemerintah memerintah warga tidak meninggalkan rumah masing-masing.
Minggu yang biasanya merupakan hari efektif bagi sekolah dan kantor-kantor di Afghanistan terpaksa ditetapkan sebagai hari libur.
Sebab, timbunan salju yang tinggi menghambat laju lalu lintas dan membahayakan para pemakai jalan.
Pemerintah menyatakan bahwa tidak biasanya salju turun di wilayah selatan Afghanistan. Apalagi disertai dengan embusan hawa superdingin.
Kali ini ketinggian timbunan salju mencapai 2 meter. Para pakar langsung mengaitkannya dengan fenomena perubahan iklim. (AFP/Reuters/hep/c16/sof/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia