jpnn.com, JAKARTA - Badan Relawan Prabowo (BRP), di bawah komando Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) menggelar rapat akbar apel persiapan pemantapan gerakan penggalangan bagi relawan.
Tercatat ada 120 relawan bentukan PPIR yang menyebar di akar rumput hingga TPS di seluruh wilayah Indonesia. Ratusan relawan tersebut berbasis unsur komunitas, profesi dan lain-lain di daerah masing-masing.
BACA JUGA: Prabowo-Gibran Meraih Dukungan Ratusan Perajin Telur Asin Brebes
Acara yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Pusat PPIR, Tim Aksi Politik (TAP) PPIR dan pengurus inti (KSB) relawan seluruh Indonesia, serta artis legendaris Ayu Azhari, dibuka oleh ketua umum PPIR, Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun yang juga menjabat wakil ketua umum Partai Gerindra.
Dalam pidatonya, Mayjen Musa Bangun memberikan komando dan arahan langsung dalam operasi dan strategi yang diterapkan pada giat lapangan.
BACA JUGA: Ganjartivity Melestarikan Kesenian Barongsai di Kota Bandung
"Tugas pokok dan fungsi relawan di bawah komando PPIR adalah penggalangan dan pemenangan. Setiap individu relawan melibatkan diri di organisasi masing-masing, melakukan penggalangan di lingkungannya serta bersiap diri pada hari H ketika dibutuhkan untuk saksi, pengamanan atau pengawasan saat pencoblosan," ujar Mayjen Musa Bangun, Minggu (12/11).
Musa Bangun juga menegaskan agar para relawan tidak melakukan kampanye hitam (black campaign) dengan menjelek-jelekan atau sejenisnya kepada kubu lain.
BACA JUGA: Ditjen Hubdat Gelar Electric Vehicle Fun Day di Balikpapan
"Saya mengajak setiap relawan untuk menciptakan kesejukan, ketenangan dan memberikan edukasi politik yang baik dan benar, serta menghindari perpecahan sesama anak bangsa," kata Musa Bangun.
Sementara, Ketua Relawan Pejuang Bunda Pertiwi (BP), Shesan Nazar Kanin mengatakan, apel pemantapan relawan kali ini merupakan momentum penting guna menselaraskan dan mensinergikan seluruh unsur relawan guna saling memperkuat dan memperluas sebaran hingga ke akar rumput.
"Kami relawan pejuang untuk membebaskan kondisi dari belenggu-belenggu yang menghambat Indonesia mencapai tujuan keadilan dan kemakmuran melalui jalur politik konstitusional. Membebaskan Indonesia dari cengkeraman penjajahan baru yang telah menjadi berpuluh tahun di negeri ini dengan pengambil alih kepemimpinan secara konstitusional melalui momentum Pemilu dan Pilpres 2024," tegas Shesan.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada