Ketika Anda bangun pagi ini dan tersadar (setelah minum secangkir kopi) bahwa anda harus bekerja, apa yang terlintas di benak Anda?. Jika Anda salah satu yang beruntung, Anda mungkin merasa begitu bersemangat.
Anda tahu perusahaan Anda menghargai usaha Anda. Anda bekerja dengan orang-orang yang Anda hormati, yang menerima masukan dan mendorong Anda keluar dari zona nyaman (dengan kadar yang tepat). Selain itu, Anda dibayar dengan layak dan cukup yakin bahwa pekerjaan Anda tak akan digantikan oleh robot dalam 10 tahun mendatang.
BACA JUGA: Pencuri Gasak Ternak Cacing Milik Anak PAUD di Queensland
Sementara bagi orang lain, pergi bekerja membuat mereka sungguh ketakutan.
Mengetahui bahwa Anda akan memulai minggu penuh tenggat waktu yang tak realistis, konflik dengan atasan Anda, komunikasi yang buruk tentang harapan atau ketidakpastian pekerjaan cukup untuk membuat anda kembali meringkuk di bawah selimut.
BACA JUGA: Napi di Australia Kedapatan Produksi Ribuan Liter Miras di Dalam Penjara
Perasaan bahwa sejumlah aspek kerja berada di luar kendali kita, atau di luar kemampuan atau sumber daya kita, adalah salah satu yang pernah dimiliki oleh sebagian besar dari kita pada beberapa waktu.
Tapi jika perasaan itu berkelanjutan maka pergi bekerja akan tampak seperti mimpi buruk.
BACA JUGA: Australia Inisiasi Penyelidikan Kasus Panama Papers
Tanda-tanda kehidupan pekerjaan yang stres
Ada banyak pemicu stres di tempat kerja dan dokter kesehatan fisik, Profesor Niki Ellis, memasukkan sejumlah item berikut dalam daftarnya:
• Tuntutan pekerjaan yang berlebihan: Memiliki beban kerja yang tak masuk akal. Jadi Anda mungkin menemukan diri Anda bekerja lembur atau memiliki jam kerja yang panjang, Anda juga mungkin tak mendapatkan istirahat yang Anda butuhkan sepanjang hari.
• Tak memiliki cukup kontrol atas pekerjaan Anda: "Seseorang yang bekerja dalam kapasitas yang lebih junior mungkin diminta untuk melakukan hal-hal dengan cara tertentu, dalam waktu tertentu - setiap hari. Sementara personil yang lebih senior, misalnya, akan bisa menentukan kapan mereka melakukan pekerjaan mereka dan bagaimana mereka akan melakukan pekerjaan itu," kata Profesor Niki.
• Kurangnya kejelasan: Tak memiliki gambaran jelas tentang apa yang sebenarnya diharapkan dan apa langkah-langkah sukses Anda. "Jika seseorang merasa kurang jelas akan peran mereka dalam suatu organisasi, mereka tak cukup tahu apa tujuan dari pekerjaan yang dilakukan dan bagaimana pekerjaan mereka berkontribusi terhadap performa organisasi secara keseluruhan," kata Profesor Niki.
• Bullying atau diskriminasi: Ini beracun bagi kesehatan dan produktivitas kita. Dan sayangnya, masyarakat sering merespon dengan meninggalkan pekerjaan mereka daripada melayangkan keluhan.
Ambil jeda, perbaiki komunikasi
Kevin Jones, seorang konsultan keamanan tempat kerja, memiliki saran sederhana -yang mungkin menarik banyak dari kita -tentang bagaimana menjaga kesehatan Anda di tempat kerja.
"Jadi, jika Anda pergi bekerja dan Anda marah-marah, lelah atau marah, Anda mungkin meningkatkan resiko pekerja dan rekan anda terluka," jelasnya.
Ia mengatakan, ketika -dengan alasan itu -orang memilih untuk keluar dari lingkungan tersebut, mereka justru membantu rekan-rekan mereka.
"Jika Anda memilih 'saya tak akan masuk hari ini karena saya tak cukup sehat untuk bekerja', Anda benar-benar mengurangi bahaya yang mungkin bisa terjadi," tutur Kevin.
Jadi, ambilah cuti sakit ketika Anda membutuhkannya, pastikan Anda mendapatkan istirahat makan siang, tinggalkan pekerjaan tepat waktu dan jangan lupa untuk menggunakan cuti tahunan Anda. Kedengarannya seperti saran sederhana, tapi seberapa sering kita mengabaikan hal-hal ini, menempatkan pekerjaan di atas kesejahteraan kita?.
Profesor Niki mengatakan, karyawan -terutama manajer kelas menengah -juga perlu berbicara lebih baik antara satu sama lain.
"Salah satu keluhan yang saya dengar dari waktu ke waktu lagi dari orang-orang di banyak sektor yang berbeda adalah bahwa manajer kelas menengah tak tahu bagaimana menjalani percakapan yang sulit," sebutnya.
Menurut pengalamannya, ia telah menemukan bahwa sebagian besar dari pegawai ingin tanggapan dari atasan atau supervisor mereka selama sang atasan mendekati mereka dengan cara yang benar.
"Orang-orang sebenarnya senang mendapatkan masukan tentang kinerja. Apa yang mereka inginkan adalah banyak masukan yang informal, serta tanggapan formal," ungkap Prof Niki.
"Jadi jika Anda telah menetapkan itu sebagai norma, akan cukup mudah untuk duduk dengan Anda dan mengatakan 'lihat, saya telah memperhatikan bahwa Anda sudah terlambat beberapa kali' atau 'Anda terlambat mencapai target Anda, apakah ada sesuatu yang salah?' Jadi Anda bisa membicarakan itu dalam konteks pekerjaan tetapi juga mengajukan pertanyaan dan kemudian mendengarkannya secara hati-hati setelah itu," terangnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekayasa Proses Fotosintesis Jadi Andalan Upaya Meningkatkan Produksi Tanaman Global