Bagaimana Jika Pak Jokowi Paksa Taipan Berbisnis dengan Ormas Islam?

Senin, 17 April 2017 – 20:02 WIB
Sejumlah ulama dan tokoh usai bertemu Raja Salman di Istana Negara. Di antaranya Din Syamsuddin, Ustad Yusuf Mansur, KH Hasan Abdullah Sahal (Pimpinan Ponpes Moderen Gontor), dan Hidayat Nur Wahid. Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ada yang menarik dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) para ulama dan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Istana Merdeka, Senin (17/4).

Ustaz Yusuf Mansur yang ikut dalam pertemuan itu mengatakan, menyampaikan, Presiden Jokowi telah menyiapkan program untuk meningkatkan perekonomian umat Islam. Yakni program redistribusi aset tanah negara seluas sekitar 12,7 juta hektare, serta menciptakan kemitraan bisnis antara ormas Islam dengan taipan.

BACA JUGA: Jelang Pilkada, Jokowi Panggil Empat Jenderal ke Istana

"Presiden minta tanggapan apakah berkenan dibangun kemitraan antara taipan dengan ormas, dengan institusi-institusi keislaman," ungkap Yusuf.

Menurutnya, Presiden Jokowi tidak hanya sekadar menawarkan. Sebab, mantan gubernur DKI itu juga akan memaksa konglomerat agar mau berbisnis dengan ormas Islam.

BACA JUGA: Fahri Hamzah: Nota Protes Tak Bisa Dibatalkan Pakai Nyanyian Seorang Diri

"Presiden mau memaksa taipan-taipan untuk bekerja sama, beraliansi strategis di ekonomi, di muamalah dengan para kiai, para ulama, para pesantren," ucap dia.

Yusuf Mansur menambahkan, Presiden Jokowi bahkan menegaskan bahwa para taipan tak perlu ditanya lagi soal program kemitraan yang akan ditawarkan. Sebab, katanya, sifatnya paksaan dari pemerintah.

BACA JUGA: Ketum Mubalig: Dakwah Itu Tuntutan bukan Tontonan

"Jadi presiden maksa. Tapi kalau yang menerima ajakan ini kan presiden perlu bertanya. Tadi presiden bertanya apa tanggapannya, dan bagaimana pendapatnya. Nanti akan ada kerja sama ekonomi yang modalnya itu dari para taipan," jelas dia.

Selain itu, Presiden Jokowi juga berbicara tentang kebinekaan hingga terorisme dan radikalisme. Masalah kebinekaan juga berkaitan dengan pilkada DKI Jakarta.

"Iya tadi warnanya (pilkada) tadi soal bineka dan radikalisme gitu. Ulama-ulama banyak memberikan pandangan, pendapat. Saya kira alhamdulillah ya berlangsung fair (diskusinya)," tambah dai yang merambah dunia bisnis tersebut.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertemu Jokowi, Bakomubin Sejuta Siapkan Dai Bela Negara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler