Bagaimana pun Kondisi Jenazah Suzan, Dia Tetap Cantik di Mata Saya

Kamis, 24 Mei 2012 – 00:23 WIB
Terry Rompas, Ayahanda Suzana Famela Rompas. Foto: Mesya Mohammad/JPNN

DITINGGAL anak bungsunya secara mendadak, tentu membuat Terry Rompas, ayahanda Suzana Famela Rompas, yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100, merasa sangat terkejut. Terry pun mengaku sempat bingung tak tahu harus melakukan apa dalam menghadapi musibah ini. Kepada JPNN, Terry pun bercerita banyak mengenai kegalauannya saat ini.
-----------------------------
Nicha Ratnasari-Jakarta
-----------------------------
Terry Rompas, beserta sang istri, Sutje masih terus dengan setia menatapi dan duduk di samping peti jenazah putri bungsunnya, Suzana Famela Rompas,  di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (23/5).

Terry sesekali mengusapkan air matanya yang jatuh di pipi ketika menerima ucapan dukacita dari para kerabat dan rekan-rekan Suzan--sapaan akrab Suzana. "Suzan punya banyak sekali teman. Dia memang senang berteman," ujar Terry.

Terry yang mengenakan pakaian batik berwarna hijau itu pun  terlihat tegar dan mau menerima ucapan duka cita sembari beberapa kali tertawa kecil jika dihibur oleh beberapa kerabatnya. Di sela itu, Terry mengatakan jenazah putri keempatnya ini akan diterbangkan ke Palu, Sulawesi Tengah pada Kamis (24/5) pukul 06.00 WIB menggunakan pesawat Batavia Air.

Sembari terus mengusap air mata yang mengalir di pipinya, Terry berkata bahwa proses pengiriman jenazah putrinya ke Luwuk, Sulawesi Tengah hingga saat ini tidak ada hambatan apapun. Bahkan, dari pihak Sky Aviation pun, juga memberikan kemudahan dan menjamin kelancaran pengiriman  jenazah Suzan.

Nantinya, begitu jenazah tiba di Palu, pihak keluarga akan disambut oleh Pimpinan Daerah setempat. Mengenai hal ini, telah dikoordinasikan dengan pihak Pemda dan keluarga Terry di Palu dan Luwuk.  Perjalanan dari Palu ke Luwuk dapat ditempuh dalam waktu 3 - 4 jam melalui jalur darat.

Menurut Terry, pimpinan daerah di sana begitu baik kepada keluarganya, karena memang Suzan memiliki hubungan yang baik dengan mereka. Terlebih, Suzan merupakan mantan Finalis Puteri Indonesia yang mewakili Propinsi Sulawesi Tengah. "Puji Tuhan. Proses pengiriman jenazah sampai saat ini lancar. Ini memang rezeki Suzan," seru Terry sambil mengusap air mata dan terus memandangi peti jenazah Suzan.

Dengan masih memandangi peti jenazah putrinya, Terry berucap bahwa putri yang selama ini sangat ia banggakan tetap cantik. "Mengenai kondisi jenazah Suzan,    bagaimanapun wujudnya, dia tetap cantik di mata saya," ucapnya.

Salah seorang sahabat Suzan, Melati Syaiful dan Yuni,terlihat  sangat sedih. Namun dia harus menerima keadaan karibnya yang sudah terbungkus peti mati. Melati yang akrab disapa Amel ini mengungkapkan, dirinya sangat tidak percaya kalau Suzan ikut dalam penerbangan Sukhoi Super Jet 100. Karena sebelumnya, Suzan yang pernah menjadi pramugari penerbangan haji ini memutuskan untuk berhenti menjadi pramugari.

"Tapi ketika kecelakaan itu terjadi, saya shock ketika mengetahui nama Suzan ada di dalam daftar manifest," terangnya.

Amel yang didampingi Yuni menerangkan, Suzan selalu menolak jika diajak untuk ikut bergabung menjadi pramugari ketika ada pembukaan lowongan pramugasi khususnya maskapai internasional dan penerbangan haji. "Suzan selalu bilang, malas,  jauh, Jeddah panas banget, dia maunya di Indonesia saja," tutur Amel.

Namun begitu, tidak ada pesan khusus yang sempat diungkapkan Suzan kepada teman-temannya sebelum kepergiannya. Hanya saja, Amel sempat mendapatkan firasat tidak enak ketika melihat dan memperhatikan gerak gerik Suzan yang dirasakan tidak seperti biasanya. Misalnya, beberapa hari sebelum terbang, Suzan kerap mengenakan pakaian serba hitam dan tidak mau diajak foto bersama.

"Dia tidak mau kalau diajak foto bersama, padahal dia itu terbilang narsis, paling senang kalau diajak foto bareng-bareng. Dan yang paling tidak biasa, tiba-tiba ia mengganti foto di BlackBerry Messenger (BBM)-nya dengan warna putih polos tanpa gambar.  Suzan itu jarang sekali dan hampir tidak pernah mengganti status maupun foto di BBM-nya," tukasnya.

Amel dan Yuni hanya bisa ikhlas dan berpasrah kepada Tuhan. Ia pun rela melepas kepergian teman dan sahabat karibnya kembali ke pangkuan Tuhan. "Mungkin ini yang terbaik untuk Suzan. Seluruh korban yang ikut di dalam Sukhoi adalah orang-orang terbaik dan pilihan Tuhan. Kita ikhlas melepas kepergian Suzan," kata Amel sambil memeluk Yuni dan tema-teman Suzan lainnya. (Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jane Ross, Konsultan Apple yang Getol Melatih Siswa Buat E-Book


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler