Bagi-bagi Pangan di Kuta, JRX SID Syok Hadapi Realita, Bilang Begini...

Selasa, 27 Juli 2021 – 19:25 WIB
I Gede Aryastina alias JRX SID saat membagikan pangan di depan Twice Bar, Kuta, Senin (26/7/2021). (Wayan Widyantara/Radar Bali)

jpnn.com, KUTA - Meski tengah kesandung kasus hukum di Polda Metro Jaya, drummer Superman Is Dead (SID) I Gede Aryastina alias JRX SID, tampak, enjoy di tanah kelahirannya, Kuta, Badung, Bali.

Eks terpidana kasus hate speach ini terlihat sibuk membagikan pangan di depan bar miliknya, Twice Bar, Kuta.

BACA JUGA: JRX SID - Adib Hidayat Galang Dana Bantu Korban Gempa Lombok

Pantauan Radarbali.id, terlihat warga tanpa mengenal batas usia antre menunggu jatah pangan dari sang seniman. Kondisi ini membuat JRX SID syok.

“Agak susah dibayangkan. Saya lahir di Kuta ini, sampai sekarang masih sulit otak saya menerima realita kalau warga Kuta ini kelaparan. Sampai sekarang saja saya tak percaya, masak warga Kuta sampai kelaparan sih,” kata JRX SID.

BACA JUGA: Dituding Malu Pernah Terpapar Covid-19, Jerinx SID Bilang Begini

Tapi, fakta yang akhirnya berbicara. Jurang kemiskinan menghampiri warga Bali, tak terkecuali warga Kuta.

Hal itu terlihat ketika warga datang menyemut dan berebut sebungkus nasi. “Yang rebutan bukan hanya anak-anak, tapi juga ibu-ibu, miris melihatnya,” ujar JRX lagi.

Di tengah segala kontroversi yang diciptakannya selama ini, sosok dermawan begitu melakat pada diri JRX SID.

Bagi-bagi pangan seperti yang dilakukan sekarang bukan barang baru baginya. JRX rutin melakukannya sejak Juni 2020, sebelum kasus hukum dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Apalagi, solusi nyata mengatasi pandemi covid-19 masih belum terlihat di matanya. Terutama oleh pemangku kepentingan.

“Berharap seratus persen ke mereka tuh kayaknya ribet, karena ada lapisan politik, intrik ini, intrik itu. Lebih baik langsung saja dari rakyat untuk rakyat,” kritiknya.

Pencipta lagu Sunset di Tanah Anarki ini lantas membandingkan kondisi yang terjadi di Indonesia dengan di Australia dan Singapura.

Menurutnya, kedua negara tersebut memilih lockdown, dan pada saat bersamaan memberi makan rakyatnya.

“Simple kan sebenarnya, tetapi entah kenapa di negara ini memakai kata lock down saja dimodifikasi dengan istilah yang cuma ada di Indonesia,” herannya. (rb/ara/JRB)

 


Redaktur & Reporter : Ali Mustofa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler