Bagi yang Masih Tanya Kerja Anies Baswedan untuk Perangi Covid-19, Silakan Baca Ini

Kamis, 10 September 2020 – 15:27 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat mulai Senin 14 September 2020.

Menurut Anies, pihaknya juga akan melakukan peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan, termasuk jumlah tenaga medis.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pesan untuk Uni Puan Maharani, Jakarta sudah Darurat, Covid-19 Datang Lebih Ganas

Anies mengatakan akan memberikan jaminan perlindungan untuk tenaga medis dan dokter selaku garda terdepan melawan Covid-19.

Terlebih lagi, kata dia, saat ini sudah lebih 100  dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19.

BACA JUGA: Anies Baswedan Injak Rem, Bagaimana Aktivitas Jokowi di Istana?

Menurut Anies, yang perlu disadari adalah bahwa satu dokter meninggal dunia itu setara dengan ratusan ribu warga kehilangan pelayanan kesehatan.

"Karena itu jangan sampai kita kehilangan lebih banyak lagi garda pertahanan terakhir  dalam perlawanan terhadap wabah ini," kata Anies dalam konferensi pers di Balai Kota Jakarta, Rabu (9/9), yang disiarkan langsung.

BACA JUGA: Arief Poyuono: Anies Baswedan Sudah Layak Dinonaktifkan dari Jabatan Gubernur

Berbagai upaya terus dilakukan termasuk meningkatkan deteksi dini terhadap mereka yang bergejala dan positif Covid-19 untuk segera dilakukan isolasi dan perawatan guna mencegah kematian.

Anies berharap ketika pemerintah melakukan 3T atau testing, tracing, dan treatment, maka masyarakat menerapkan 3M yakni menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Anies menuturkan, kapasitas treatment dan ICU juga akan terus ditingkatkan. "Ke depan RSUD Pasar Minggu dan RSUD Cengkareng  diubah menjadi RS khusus Covid-19," ungkap dia.

Anies juga baru menambah jumlah tenaga kesehatan dengan merekrut 1.174 nakes profesional. Jumlah ini akan terus ditambah.  "Bukan hanya tempat tidur ICU yang ditambah, tetapi juga tenaga medis," katanya.

Lebih lanjut Anies menjelaskan sejauh ini sudah 716 ribu orang di Jakarta yang diuji usap dengan metode polymerase chain reaction atau PCR.

Menurut Anies, tingkat tes di Jakarta adalah 67.335 orang per satu juga populasi. Ini lebih tinggi dari rata-rata nasional  5.348 orang per satu juta penduduk.

"Dari tes tersebut ditemukan 49.837 kasus. Artinya positivity rate 7 persen di Jakarta, lebih rendah  dari nasional 14 persen,"

Jadi, ujar Anies, sejak PSBB Transisi Juni 2020, DKI Jakarta  terlibat aktif dan konsisten meningkatkan kemampuan tes sehingga melebihi lima kali lipat standar World Health Organization atau WHO.

"Kami akan tingkatkan lagi bekerja sama dengan jejaring laboratorium memastikan tes tetap tinggi, dengan tujuan menyelamatkan warga DKI Jakarta," katanya.

Saat ini, ujar Anies, tracing di Jakarta adalah tingkat enam. Artinya, setiap satu kasus ada enam kontak erat yang dilacak. "Kami akan terus tingkatkan tracing," tegasnya.

Pada bagian lain, Anies mengatakan karena kembali memberlakukan PSBB,  maka Pemprov DKI Jakarta wajib memberikan dukungan bansos terutama untuk kelompok masyarakat yang rentang terdampak corona.

Pemprov akan bekerja sama dengan Kementerian Sosial (Kemensos) guna meneruskan kegiatan bansos sembako untuk masyarakat yang rentan yang selama ini menjadi penerima. 

"Detail lain-lain akan menyusul," tegasnya.  (boy/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler