Setiap hari Minggu di pusat Jakarta, puluhan ribu warga Indonesia berbondong-bondong memenuhi salah satu jalan paling padat di kota ini. Di hari Minggu pula, sekelompok perempuan melihat acara ini sebagai peluang untuk berdakwah Islam.
Dari subuh hingga menjelang siang, ada kesempatan untuk bernapas lega berkat adanya hari bebas kendaraan atau ‘car free day’.
BACA JUGA: Lansia 70 Tahun Hasilkan Ratusan Patung Raksasa Unik dari Kunci Pas
Seperti namanya, kendaraan dilarang masuk dan jalanan dibuka bagi lautan manusia di sebuah kota di mana jumlah ruang terbuka masih sedikit dan jauh letaknya.
Di hari Minggu pula, sekelompok perempuan melihat acara ini sebagai peluang untuk berdakwah Islam.
BACA JUGA: Bukannya Berduka, Kanguru Jantan Justru Terangsang Ketika Si Betina Mati
Pemimpin kelompok ini, Triken Sholihat, takut bahwa perempuan Muslim Indonesia menjadi terlalu liberal atas apa yang mereka kenakan.
"Kami akan membantu mereka untuk memakai hijab secara benar sementara juga menjelaskan alasan dan pentingnya memakai hijab menurut syariah," tuturnya.
BACA JUGA: Ratusan Ribu Warga Australia Ikut Judi Lotre Powerball di Amerika Serikat
Ia menyambung, "Banyak perempuan tak menyadari bahwa mengenakan hijab adalah wajib sesuai dengan Al-Quran."
Triken dan timnya melengkapi diri mereka dengan kotak hijab warna-warni yang mereka distribusikan secara gratis untuk perempuan tanpa hijab atau perempuan yang hijab-nya mereka nilai masih bergaya bebas.
"Kami berkampanye kepada para perempuan untuk mengenakan jilbab dengan benar, meskipun memakai penutup wajah tidak wajib, itu adalah pilihan," katanya.
Triken mengatakan jilbab tidak boleh transparan dan harus cukup panjang untuk menutupi dada perempuan.
Ia berujar, beberapa perempuan Indonesia menutupi rambut mereka, tetapi bukan bagian tubuh atas mereka, yang menarik bagi para pria.
Beberapa perempuan ingin menutupi tubuh lebih banyak
Dengan kerudung di tangan, para perempuan ini mendekati mereka yang lewat untuk memberi hijab gratis dan mengajarkan penerima "cara terbaik untuk memakainya".
Intan Permata Dewi menyambut kesempatan untuk mendapatkan jilbab gratis dan tata cara pemakaiannya.
"Saya mencoba dan memakai hijab sebelumnya, tetapi beberapa bagian masih terbuka, sementara yang satu ini sesuai syariah dan sepenuhnya tertutup," tuturnya.
Ia menyambung, "Mulai sekarang saya akan mengenakan hijab sejalan dengan panduan syariah."
Ismawati, 12 tahun, juga didekati dan setuju untuk mendengar penjelasan tentang cara pemakaiannya.
"Saya hanya memakai hijab di sekolah. Mereka bertanya apakah saya bersedia untuk memakainya sekarang dan saya berkata saya akan melakukannya," aku gadis muda ini.
Seorang perempuan bernama Nining, juga senang dengan upaya tim Triken ini.
"Jilbab saya tak cukup tertutup seperti ini, penutup panjang. Dengan kehendak Tuhan, saya akan memperbaiki cara saya memakai hijab," katanya.
Pergeseran Interpretasi Islam di Indonesia
Indonesia secara luas dilihat sebagai negara Muslim moderat, tetapi ada kekhawatiran bahwa beberapa pengajaran telah berubah dan di luar jilbab, para perempuan juga didesak untuk menutupi wajah mereka.
Ketua organisasi Muslim terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, yang memiliki lebih dari 40 juta anggota, mengatakan, ada tren berkembang yang melihat pergeseran interpretasi Islam ke Arab, yang sebagian juga menyebabkan perempuan Indonesia mengenakan penutup wajah penuh.
"Indikasinya adalah bahwa telah terjadi perubahan yang sangat radikal, tak hanya perubahan dalam pemikiran tetapi cara seseorang menyajikan dirinya sendiri dalam fesyen," kata Ketua Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siradj.
Dan sementara tak ada angka resmi, ia percaya, ada lebih banyak perempuan Indonesia yang memilih untuk sepenuhnya menutupi wajah mereka.
"Saya belajar Islam dari seluruh wilayah Indonesia dan tidak ada Ulama yang memerintahkan saya untuk memakai gaun panjang Arab, tidak satupun dari mereka memerintahkan siswa perempuan mereka memakai penutup wajah," ungkapnya.
Amanda, 32 tahun, mulai mengenakan niqab, cadar yang menutupi seluruh tubuh dan wajah selain dari mata, setelah ia lulus dari universitas satu dekade lalu.
"Mengenakan penutup wajah adalah tentang kekuatan iman dalam seseorang, jika seseorang tidak memiliki iman mereka tidak akan dapat mengenakan penutup wajah," sebutnya.
Ia menambahkan, "Orang-orang memakai penutup wajah karena ketaatan mereka kepada Allah, apa yang saya lihat dari tahun ke tahun, lebih banyak perempuan menutupi wajah mereka."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Dia Bahaya Diet Detoks Bagi Kesehatan