Dengan menggunakan kulit sebagai aksen dari beberapa disain pakaian khusus wanita, salah seorang disainer Bandung, Errin Ugaru berusaha mematahkan image yang selama ini melekat pada kulit.
Disain baju-baju koleksi Errin, memang tidak terbilang sangat feminim atau juga girly, tetapi cukup apik dan cantik, juga unik. Keunikan dari koleksi Errin juga kiat bertambah dengan aplikasi kulit yang digunakannya.
Hanya saja, bukan kulit sapi yang digunakan Errin, melainkan kulit kambing, yang dibawanya dari Garut. Beberapa koleksi Errin menggunakan kulit kambing muda, sementara beberapa koleksinya menggunakan kulit kambing yang tidak muda.
"Jelas sekali beda karakternya, kalau kulit kambing muda, lebih lembut, lebih lemes, beda dengan kulit kambing yang tidak muda, karakternya lebih keras, lebih kaku," jelas disainer nyentrik ini beberapa waktu lalu.
Mengkombinasikan material kain dengan kulit dalam disain pakaian wanita, dikatakan Errin sebagai kecintaannya pada Garut, sebagai kota kelahirannya. Sehingga dirinya ingin mengangkat Garut sebagai kota penghasil kulit dari Jawa Barat.
"Saya juga berusaha agar image kulit sedikit berubah, tidak lagi selalu macho, tetapi juga bisa hadir lebih feminim jika dikombinasikan dengan material lain dalam disain pakaian," kata Errin.
Upaya Errin juga diduplikasi oleh disainer lainnya, Lisma D Gumelar, yang mengkombinasikan kulit dengan material yang tengah diangkatnya untuk koleksi terbarunya, yakni denim.
"Saya lebih mengangkat denim, tetapi juga menambahkan aplikasi lainnya seperti kulit untuk aksen dari disain itu sendiri," katanya. Dengan koleksi-koleksi barunya tersebut, Lisma ingin menonjolkan sisi feminim dari perpaduan denim dengan kulit. (mga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wanita Sulit Menjaga Rahasia
Redaktur : Tim Redaksi