Bahaya Air Ketuban Kurang Seperti yang Dialami Asri Welas

Rabu, 17 April 2019 – 04:42 WIB
Asri Welas. Foto: Jawa Pos

jpnn.com - Kesehatan ibu hamil memang harus selalu terjaga karena dalam kondisi rentan mengalami gangguan kesehatan.

Itu pula yang terjadi pada aktris Asri Welas yang harus melahirkan secara prematur akibat air ketuban kurang.

BACA JUGA: Ini Penyebab Ibu Hamil Kekurangan Air Ketuban

Akibat kandungannya mengalami air ketuban kurang, Asri Welas harus melahirkan anak ketiganya lebih cepat dari perkiraan.

Kegunaan air ketuban dalam kehamilan

BACA JUGA: Kekurangan Air Ketuban, Asri Welas Akhirnya Harus Melahirkan Lebih Awal

Air ketuban yang mengandung air, nutrisi, dan antibodi ini memiliki berbagai macam kegunaan bagi janin. Air yang ada di dalam air ketuban melindungi janin dari guncangan, serta menjaga suhu tubuh janin agar tetap hangat. 

Selain itu, dengan 'berenang' di dalam air ketuban, otot dan tulang janin akan terstimulasi untuk bertumbuh menjadi makin besar dan panjang.

BACA JUGA: Asri Welas Melahirkan Anak Ketiga

Lebih lanjut, air ketuban juga memiliki manfat sebagai pelindung untuk tali pusat agar tali pusat tidak tertekan oleh bagian tubuh janin. Tali pusat merupakan bagian yang menghubungkan antara janin dengan plasenta ibu, dan bermanfaat sebagai saluran untuk mentransport makanan dan oksigen dari ibu ke janin.

Antibodi yang terdapat dalam air ketuban memiliki manfaat untuk menjaga janin agar tidak mudah terserang infeksi kuman penyakit.

Komplikasi yang terjadi jika air ketuban kurang

Kondisi air ketuban yang kurang dinamakan oligohidramnion. Kondisi ini tak menunjukkan gejala tertentu. Biasanya oligohidramnion baru diketahui dari pemeriksaan klinis dan ultrasonografi oleh dokter kandungan.

Air ketuban kurang tak boleh dianggap sepele karena bisa menyebabkan berbagai komplikasi, khususnya bagi janin. Komplikasi yang terjadi akibat kondisi ini bisa sangat bervariasi, tergantung pada kapan oligohidramnion terjadi.

Jika oligohidramnion terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, maka kondisi tersebut bisa menyebabkan kecacatan janin, keguguran, atau kematian janin di dalam kandungan.

Sementara itu, jika oligohidramnion terjadi pada usia kehamilan yang lebih tua, beberapa komplikasi yang sering terjadi adalah:

1. Pertumbuhan janin terhambat

Pertumbuhan janin terhambat ditandai dengan ukuran tubuh janin yang lebih kecil dari seharusnya sesuai usia kehamilannya. Kondisi pertumbuhan janin terhambat ini bukan hanya menyebabkan janin berukuran lebih mungil, melainkan juga menyebabkan bayi rentan mengalami kekurangan oksigen saat persalinan, infeksi paru (pneumonia), gula darah rendah, serta gangguan motorik dan saraf.

2. Persalinan prematur

Untuk menyelamatkan janin, kehamilan dengan oligohidramnion umumnya perlu diakhiri secepatnya. Hal ini akan menyebabkan rentan terjadinya persalinan prematur, yaitu persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.

3. Gawat janin

Gawat janin merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi rahim yang tak lagi kondusif untuk janin bisa bertahan hidup. Kondisi ini bisa terjadi karena air ketuban sedikit menyebabkan penekanan tali pusat sehingga nutrisi dan oksigen tak diterima dengan baik oleh janin. Jika kondisi gawat janin sudah terjadi, bayi harus dilahirkan secepatnya, biasanya melalui operasi caesar.

Penanganan kondisi air ketuban kurang sangat bervariasi, tergantung pada kondisi ibu dan janin, jumlah air ketuban, serta usia kehamilannya.

Pada sebagian kasus, bisa diberikan infus larutan garam fisiologis ke dalam rahim untuk menambah cairan ketuban. Pada kasus lainnya, bayi dilahirkan secepatnya untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Kondisi kesehatan ibu hamil memang harus sangat diperhatikan. Kondisi air ketuban kurang yang dialami oleh Asri Welas – hingga menyebabkannya melahirkan secara prematur – bisa terjadi pada ibu hamil mana pun.

Karena itu ibu hamil harus rutin cek kandungan untuk meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan.(RVS/klikdokter)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harus Melahirkan Lebih Cepat, Asri Welas Menangis


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler