JAKARTA - Ketua Umum DPP Badan Advokasi Hukum (BAHU) Partai Nasdem, Effendi Syahputra dan Sekjennya, Afriady Putra Piliang mengundurkan diri dari partai yang kini dipimpin Surya Paloh itu. Namun para pengurus BAHU Partai NasDem yang tersisa pun mengaku tetap solid.
Wakil Ketua Bidang Perburuhan BAHU Partai NasDem, Sondang Tampubolon, mengatakan bahwa rapat pleno untuk mencari pengganti Effendi akan segera digelar. Sondang menilai pengunduran diri Effendi adalah bagian dari dinamika politik.
Menurut Sondang, BAHU Partai NasDem merupakan organisasi sayap partai yang bukan bertujuan pragmatis untuk meraih jabatan dalam partai. Ia pun menilai pengunduran diri Effendi adalah bentuk pemikiran pragmatis.
"Mereka yang punya pikiran pragmatis wajar jika tidak bisa bertahan. Biarkan mereka yang tidak murni, terbakar mati," kata Sondang dalam keterangan persnya, Rabu (20/2).
Sondang mengaku tidak kaget dengan pengunduran diri Effendi. Pasalnya, sambung sondang, sejak awal pengurus BAHU sudah menyatakan mosi tak percaya atas kepemimpinan Effendi.
Lebih lanjut Sondang memastikan bahwa mundurnya Effendi tidak akan mempengaruhi soliditas organisasi BAHU Partai NasDem. Menurutnya, kepengurusan di 26 wilayah tak terpengaruh dengan mundurnya Effendi dan siap menggelar rapat pleno untuk memilih ketua umum baru.
Selanjutnya selama posisi ketua umum kosong, kepengurusan BAHU akan dijalankan secara kolektif kolegial. "Kami sudah menghubungi pengurus di daerah, mereka tidak terpengaruh," tegas Sondang.
Seperti diberitakan, Effendi Syahputra mundur dari jabatannya Ketua Umum BAHU Partai NasDem. Ia mundur bersama Sekjen BAHU Partai NasDem, Afriady Putra Piliang dan sejumlah pengurus lainnya.
Alasan pengunduran diri Effendi karena tidak puas dengan kepengurusan DPP Partai NasDem yang kini dipimpin Surya Paloh. Ia menilai pengurus DPP Partai NasDem banyak diisi orang-orang baru yang tidak memiliki hubungan historis dengan Partai NasDem.
Effendi pesimis jika komposisi kepengurusan DPP Partai NasDem saat ini mampu membawa misi gerakan perubahan pada tahun 2014 mendatang. "Pengurus baru dipilih hanya karena faktor ketenaran, kedekatan dengan pimpinan partai sementara kader yang sudah bekerja keras dan berkorban darah dan air mata membangun partai dari nol tidak diapresiasi sesuai dengan apa yang sudah dilakukan," kata Effendi. (dil/jpnn)
Wakil Ketua Bidang Perburuhan BAHU Partai NasDem, Sondang Tampubolon, mengatakan bahwa rapat pleno untuk mencari pengganti Effendi akan segera digelar. Sondang menilai pengunduran diri Effendi adalah bagian dari dinamika politik.
Menurut Sondang, BAHU Partai NasDem merupakan organisasi sayap partai yang bukan bertujuan pragmatis untuk meraih jabatan dalam partai. Ia pun menilai pengunduran diri Effendi adalah bentuk pemikiran pragmatis.
"Mereka yang punya pikiran pragmatis wajar jika tidak bisa bertahan. Biarkan mereka yang tidak murni, terbakar mati," kata Sondang dalam keterangan persnya, Rabu (20/2).
Sondang mengaku tidak kaget dengan pengunduran diri Effendi. Pasalnya, sambung sondang, sejak awal pengurus BAHU sudah menyatakan mosi tak percaya atas kepemimpinan Effendi.
Lebih lanjut Sondang memastikan bahwa mundurnya Effendi tidak akan mempengaruhi soliditas organisasi BAHU Partai NasDem. Menurutnya, kepengurusan di 26 wilayah tak terpengaruh dengan mundurnya Effendi dan siap menggelar rapat pleno untuk memilih ketua umum baru.
Selanjutnya selama posisi ketua umum kosong, kepengurusan BAHU akan dijalankan secara kolektif kolegial. "Kami sudah menghubungi pengurus di daerah, mereka tidak terpengaruh," tegas Sondang.
Seperti diberitakan, Effendi Syahputra mundur dari jabatannya Ketua Umum BAHU Partai NasDem. Ia mundur bersama Sekjen BAHU Partai NasDem, Afriady Putra Piliang dan sejumlah pengurus lainnya.
Alasan pengunduran diri Effendi karena tidak puas dengan kepengurusan DPP Partai NasDem yang kini dipimpin Surya Paloh. Ia menilai pengurus DPP Partai NasDem banyak diisi orang-orang baru yang tidak memiliki hubungan historis dengan Partai NasDem.
Effendi pesimis jika komposisi kepengurusan DPP Partai NasDem saat ini mampu membawa misi gerakan perubahan pada tahun 2014 mendatang. "Pengurus baru dipilih hanya karena faktor ketenaran, kedekatan dengan pimpinan partai sementara kader yang sudah bekerja keras dan berkorban darah dan air mata membangun partai dari nol tidak diapresiasi sesuai dengan apa yang sudah dilakukan," kata Effendi. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PKS Tak Sebersih Jubahnya
Redaktur : Tim Redaksi