jpnn.com, BATAM - Perusahaan grup Bakrie berencana berinvestasi di Batam, Kepulauan Riau.
“Kami selalu mencari peluang dimana-mana. Baik itu urusan properti, urusan tambang serta manufaktur,” kata CEO PT Bakrie Global Anindya Bakrie di Bintan, Sabtu (5/8) usai mengikuti Rapat Pimpinan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepri.
BACA JUGA: 14 Proyek Kurangi Defisit Gas, Nilai Investasi Rp 432 T
Dia kemudian mengungkapkan bahwa dulu Bakrie Group ingin berbisnis properti di Batam.
Namun masih banyak persoalan terutama masalah birokrasi yang membuatnya ragu berinvestasi.
BACA JUGA: Pak Jokowi Sebut Dua Defisit Ini Jadi Masalah Besar Nasional
“Dulu sempat melihat kemungkinan main di properti. Tapi belum ada yang konkrit (birokrasi, red) di sini,” paparnya.
Putra sulung pengusaha ternama Aburizal Bakrie ini mengatakan sudah sepantasnya Batam menjadi ujung tombak perekonomian. Pertumbuhan ekonominya harus lebih tinggi dari nasional.
BACA JUGA: Realisasi Investasi Tembus Rp 185 Triliun
“Itu baru benar. Apalagi karena potensi kedekatannya dengan Singapura yang merupakan sisi baiknya,” jelasnya.
Dia juga mengikuti perkembangan situasi ekonomi di Batam. Batam menurutnya sudah sangat majemuk tingkat diferensiasi industrinya.
“Untuk industri berbasis pelabuhan. Galangan kapal dari dulu jadi favorit. Belum lagi Pak Habibie ingin elektronik di Batam. Sekarang properti juga sudah tumbuh,” ungkapnya.
Diferensiasi industri merupakan hal yang bagus karena Batam punya banyak lini industri yang bisa diandalkan. Saat industri yang satu mengalami penurunan, Batam masih bisa bergantung dari industri lainnya.
Namun, keunggulan tersebut bisa menjadi senjata makan tuan jika pemerintah tak bijaksana dalam tentukan arah kebijakan kedepan.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Organisasi Keanggotaan dan Pemberdayaan Daerah ini juga melihat persoalan di Batam berada pada birokrasi.
“Hal yang terpenting itu birokrasi gampang. Karena orang mau investasi itu harus berpikir panjang,” jelasnya.
Jika birokrasi dipangkas, maka tinggal menyusun rumusan perizinan dan insentif menari.
“Kalau misalnya di sini tak atraktif. Tak ada alasan Dolar masuk ke sini. Intinya apapun itu, pangkaslah birokrasi. Buatlah bisnis semakin mudah,” harapnya. (leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berinvestasi di Aceh Semakin Mudah
Redaktur & Reporter : Budi