JAKARTA - Langkah kuasi reorganisasi yang dilakukan PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) akhir tahun lalu mulai membawa dampak positif. Induk perusahaan grup Bakrie itu berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 132 miliar dalam kinerja sepanjang 2011.
Hasil tersebut berseberangan dengan rugi bersih Rp 6,99 triliun sepanjang 2010. Direktur Utama dan CEO BNBR, Bobby Gafur Umar, mengatakan pada tahun 2011 semua indikator keuangan perseroan memerlihatkan pertumbuhan.
Terutama didorong oleh kegiatan yang terkait dengan investasi dan perdagangan sehingga perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 16,19 triliun. Pihaknya optimistis kinerja finansial perseroan akan berlanjut positif pada tahun-tahun berikutnya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang kondusif dan semakin fokusnya Perseroan menggarap bidang usaha berbasis sumberdaya alam dan infrastruktur.
"Efek kuasi reorganisasi yang sukses kami lakukan sudah tergambar jelas pada Laporan Keuangan Perseroan 2011 ini. Kami bersyukur kuasi reorganisasi dapat dituntaskan dengan baik, sehingga memberikan nilai tambah kepada para investor. Kami juga dapat melangkah dan memulai bisnis dengan lebih mantap," kata Bobby dalam keterangan resminya, Senin (7/5).
Tuntasnya kuasi reorganisasi, menurutnya, dapat menjadi momentum positif untuk terus memperbaiki kondisi laporan keuangan konsolidasi perseroan guna menunjukkan neraca yang lebih baik tanpa dibebani defisit masa lampau.
Laba bersih sepanjang 2011 ditopang oleh pendapatan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang meningkat 25 persen dari Rp 8,41 triliun pada 2010 menjadi Rp 10,55 triliun pada tahun 2011. "Tahun 2010 secara konsolidasi Perseroan masih mencatat rugi usaha sebesar Rp 4,01 triliun, namun tahun 2011 sudah positif menjadi Rp 1,76 triliun," ungkapnya.
Direktur Keuangan BNBR, Eddy Soeparno, mengatakan, pendapatan (revenue) sebesar Rp 16,19 triliun menunjukkan bahwa perseroan memiliki kemampuan cukup kuat untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja usahanya. Menurutnya, dekonsolidasi terhadap PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) pada akhir 2010 ternyata tidak berpengaruh negative terhadap pendapatan Perseroan.
"Efek dekonsolidasi UNSP tersebut terhadap perolehan pendapatan Perseroan tahun 2011 dapat diminimalisir oleh peningkatan pendapatan pada sektor perdagangan, jasa dan investasi, khususnya melalui anak usaha kami, Bakrie Energy International," tuturnya.
BNBR juga mengklaim berhasil menurunkan kewajiban utangnya dengan pengurangan debt to equity ratio (DER) dari 93,24 persen pada 2010 menjadi 88,03 persen pada tahun 2011.(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BEI Kebut 2 Juta Investor
Redaktur : Tim Redaksi