jpnn.com - PESHAWAR - Teror Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) di Army Public Schools and Colleges System, Kota Peshawar, Selasa lalu (16/12), menuai balas. Sejak Kamis (18/12), pasukan Pakistan melancarkan operasi besar-besar antimilitan di perbatasan Afghanistan. Hingga kemarin (19/12), tidak kurang dari 67 militan tewas.
Razia antimilitan di kawasan barat laut Pakistan merenggut 32 nyawa. Pasukan pemerintah mengklaim, seluruh korban tewas adalah militan. Sehari sebelumnya serangan udara dan operasi darat di wilayah yang sama menewaskan sekitar 27 militan. Sepuluh militan tewas terkena tembakan jet tempur pasukan pemerintah, sedangkan 17 yang lain tewas dalam pertempuran darat.
Dalam tiga serangan terpisah di Provinsi Baluchistan, delapan militan tewas. Salah seorang di antara mereka adalah komandan TTP. Tujuh militan yang lain tewas dalam serangan terpisah. "Pasukan pemerintah sengaja melancarkan tiga serangan tersebut pada dini hari," kata Ali Ahmed dari kepolisian setempat. Selain Baluchistan, pasukan pemerintah menggempur sarang militan di Provinsi North Waziristan.
"Kami menerima laporan adanya pergerakan kelompok militan dari Lembah Tirah menuju perbatasan Pakistan-Afghanistan. Pasukan kami pun langsung beraksi dan sukses mencegat mereka di Wurmagai dan Spurkot," terang militer Pakistan dalam pernyataan resmi. Sebanyak 32 militan tewas dalam serangan yang memantik baku tembak sengit dua kubu tersebut.
"Tragedi di Peshawar itu memompa semangat kami untuk tidak berhenti menggempur sarang-sarang militan," tandas Jenderal Raheel Sharif, pemimpin tertinggi Angkatan Darat (AD) Pakistan. Dia menyebutkan, peningzatan razia antimilitan belakangan ini sebagai tahap eliminasi terakhir. Sebelumnya, pasukan pemerintah telah memerangi militan di perbatasan Pakistan dan Afghanistan selama enam bulan.
Kamis malam lalu Sharif meneken surat eksekusi mati untuk enam pelaku serangan teror di Peshawar. "Enam pelaku segera digantung," kata seorang pejabat militer.
Tidak jelas kapan eksekusi mati terhadap enam pelaku teror itu bakal berlangsung. Sejak Perdana Menteri (PM) Nawaz Sharif mencabut moratorium hukuman mati untuk teroris, publik Pakistan menantikan hari eksekusi. (AP/AFP/BBC/hep/c4/ami)
BACA JUGA: Terobsesi Kim Kardashian, 50 Kali Suntik Bibir
BACA ARTIKEL LAINNYA... Derita HIV/AIDS, Bocah Diusir dari Desa
Redaktur : Tim Redaksi