jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan jasa dekorasi, Ballooney menggelar aksi sosial bersama anak-anak kolong jembatan, Jovin Smart School, Jakarta Utara.
Acara yang diikuti 110 anak itu merupakan bagian dari proyek sosial bertajuk #HappinessProjectwithJovinSmartSchool.
BACA JUGA: Keren, Bunda Milenial dan CoinEX Charity Serahkan Bantuan ke Jovin Smart School
Social project ini berhasil menghimpun donasi sejumlah Rp 75.838.888 melalui platform Instagram dari banyak #OrangOrangBaik.
Co Founder Balloney Elise Santoso menuturkan, proyek sosial itu baru digagasnya pada 25 Desember, dan direalisasikan pada 30 Desember 2023.
BACA JUGA: Berbagi Keceriaan Natal Christmas Fantasy Land di AEON Mall Tanjung Barat
"Persiapannya sangat singkat, tetapi Tuhan gerakkan hati kami buat dukung renovasi Jovin Smart School, sekolah di bawah kolong jembatan," ujar Elise Santoso, dalam keterangannya, Sabtu (6/1).
Selain penyerahan hasil donasi, Elise juga menyoroti keajaiban Tuhan dan rasa bersyukur karena donasi tersebut berhasil terkumpul dalam waktu singkat.
BACA JUGA: Livienne Russellia dan Menteri PPPA Gelar Bakti Sosial di Kampung Cinere
Hanya dalam lima hari anak-anak di Jovin Smart School merayakan acara Natal bersama. Berbagai kegiatan pun diadakan, seperti face painting dan mewarnai balon.
Menurut Elise, donasi tersebut digunakan untuk renovasi tiga ruang kelas, menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan memadai, memperbarui fasilitas olahraga, termasuk peralatan badminton, sepak bola dan pemasangan tiga kipas angin.
"Sebagiannya lagi dialokasikan untuk sembako dan keperluan acara di hari H," sambung Elise.
Selain itu, donasi juga diperuntukkan untuk warga sekitar, mulai RT, RW, tukang parkir, dan tukang sapu sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mendukung kegiatan.
Jovin Smart School (JSS) merupakan sekolah Pendidikan gratis untuk menampung anak-anak masyarakat kurang mampu di bawah kolong jembatan tol penjaringan.
JSS didirikan pada 2009 oleh Jovin, karena mayoritas penduduk di daerah itu tidak memiliki akta dan kartu keluarga (KK), sehingga tidak dapat bersekolah di sekolah negeri. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh