MILAN - Striker bengal AC Milan Mario Balotelli terus menunjukkan sensasinya. Bukan hanya dalam urusan mencetak gol, namun juga sikap narsisnya.
Mantan pemain Inter Milan itu mengatakan, popularitas dirinya meningkat setelah Piala Eropa 2012 lalu. Saat itu, Balotelli memang tampil ciamik meski hanya bisa mengantarkan Italia sebagai runner up.
“Setelah Piala Eropa, popularitas saya meningkat. Banyak orang menyukai saya, tapi tidak semuanya. Terima kasih untuk para pemain Timnas karena kini fans dan klub lain menyukai saya. Saya bisa melihatnya dari cara mereka memperlakukan saya,” terang Balotelli seperti dilansir soccernet.
Mantan juru gedor Manchester City tersebut mengatakan, pernyataannya tidaklah mengandung unsur kesombongan. Dia hanya mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Apalagi, dirinya tak mengatakan sebagai pemain terbaik dunia.
“Saya tidak besar kepala. Saya juga tidak mengatakan bahwa saya adalah pemain terbaik atau terburuk di dunia. Saya adalah saya,” tegas Super Mario, julukan Balotelli.
Selain kian popular, dia juga merasa semakin matang saat bertanding. Cap sebagai pemain bengal perlahan sudah ditanggalkannya. Dia menambahkan, saat ini dirinya bukanlah pemain junior lagi.
“Saya berkembang. Saya semakin matang dan performa saya meningkat. Saya bukan pemain 17 tahun lagi,” tegas Balotelli.
Meski kian matang, Balotelli mengakui masih sangat marah jika ada tindakan rasis yang dialamatkan pada para pemain berkulit hitam. Karena itu, dia mendukung langkah rekan setimnya Kevin Prince Boateng yang juga sempat terkena rasis.
“Rasis membuat saya jengkel, marah dan putus asa,” tandas Balotelli. (jos/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... GM Arema Puji Penampilan Greg di Timnas
Redaktur : Tim Redaksi