jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) dan Relawan 4 Pilar MPR RI menyalurkan paket sembako kepada berbagai kelompok masyarakat.
Kali ini ditujukan kepada para pemulung di sekitar DKI Jakarta.
BACA JUGA: MPR RI Mengajak Masyarakat Berdonasi Melawan COVID-19
"Pemulung merupakan salah satu profesi yang berkontribusi terhadap kebersihan lingkungan. Sumbangan mereka terhadap perekonomian nasional juga tak bisa diremehkan. Badan Pusat Statistik mencatat, kontribusi dari sektor persampahan, limbah, dan daur ulang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) rata-rata per tahunnya di kisaran Rp 10 triliun atau hampir 1 persen bagi PDB," ujar Bamsoet usai memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pemulung, di Jakarta, Sabtu (16/5).
Hadir dalam acara tersebut Ketua RW Kelurahan Cipete, Ketua Umum, Wakil Ketua dan Sekjen Gerak BS Aroem Alzier, Amriyati dan Ratu Dian.
BACA JUGA: Bamsoet Serahkan Seribu Ayam untuk Makanan Satwa di Kebun Binatang Bandung
Mantan Ketua DPR RI ini menjelaskan, kondisi wilayah DKI Jakarta yang masih tinggi penyebaran Covid-19 ditambah masih tingginya ketidakpatuhan warga menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sangat membuat pemulung rentan terpapar Covid-19.
Masih banyak dijumpai, warga yang mendapatkan privilese Work From Home (WFH) malah keluyuran ke luar rumah dan menjadi penyebar virus Covid-19.
BACA JUGA: Ahmad Basarah Pastikan Tidak Ada Ruang Untuk Kebangkitan PKI
"Sedangkan bagi pemulung yang mengandalkan pendapatan harian, tak mungkin mereka WFH. Di sisi lain, mereka tetap harus beraktivitas demi menjaga lingkungan tetap bersih. Kesadaran masyarakat DKI Jakarta untuk menjalankan PSBB dengan WFH, akan sangat membantu kehidupan pemulung. Paling tidak, bisa meminimalisir penyebaran Covid-19," tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga mengingatkan agar perekonomian nasional yang kini sedang terseok-seok bisa segera pulih, kunci utamanya adalah dengan mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19.
Sebesar apa pun stimulus ekonomi yang diberikan, jika mata rantai Covid-19 tak segera diputus, tak akan ada artinya.
"Makin lama virus Covid-19 hidup di Indonesia, makin sulit perekonomian bisa bangkit. Makin sulit perekonomian bangkit, makin sulit juga kehidupan masyarakat," tutur Bamsoet.
Di Amerika saja, lanjut Wakil Ketua Umum SOKSI ini, sudah hampir 20 juta warganya di PHK (pemutusan hubungan kerja).
Di Australia, 600.000 warganya mengalami nasib serupa. Pun demikian di Indonesia, badai PHK juga sudah berada di depan mata, tercatat hampir 2 juta warga kehilangan pekerjaan.
"Karena itu, mari gotong royong memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Yakni dengan disiplin menjaga kesehatan diri dan keluarga, taat melakukan physical distancing serta memakai masker jika terpaksa harus ke luar rumah. Dari hal sederhana itulah, kita bisa menggairahkan kembali perekonomian nasional, sehingga tak ada lagi warga yang menjadi korban PHK," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi