Bamsoet Dorong Perbanyak Film Nasional Bertema Kebangsaan Seperti 'Anak Kolong' FKPPI

Kamis, 30 Mei 2024 – 06:57 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah( saat menerima kunjungan Chief Operating Officer Cinema XXI Arief Suherman dan Produser Film 'Anak Kolong' dari FKPPI di Jakarta, Rabu (29/5). Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung pembuatan film 'Anak Kolong' yang dinilai bisa meningkatkan semangat nasionalisme.

Film yang dibuat oleh Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri (FKPPI) itu akan tayang pada Oktober mendatang.

BACA JUGA: Bamsoet Sebut Keluarga Besar Anak Kolong Menaruh Harapan Besar Kepada Prabowo

Pria yang akrab disapa Bamsoet itu juga mengajak para artis film dan pekerja di industri perfilman untuk menjadi duta bangsa yang senantiasa menyampaikan narasi kebangsaan dalam berbagai tindak dan laku.

Salah satunya dengan lebih banyak memproduksi film-film yang menggugah kesadaran publik untuk semakin mencintai Indonesia serta menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan.

BACA JUGA: FKPPI Bakal Produksi Anak Kolong, Cerita Kehidupan Anak TNI & Polri

"Film tidak hanya sekadar media rekreasi dan hiburan, melainkan juga bisa dijadikan sarana edukasi dan propaganda yang positif untuk meningkatkan semangat nasionalisme," kata Bamsoet seusai menerima kunjungan Chief Operating Officer Cinema XXI Arief Suherman dan Produser Film 'Anak Kolong' dari FKPPI, Rabu (29/5).

Hal itu, lanjut Bamsoet, juga pernah dilakukan Rusia melalui film 'Ivan The Terrible', Amerika dengan film 'Casablanca', dan Jerman dengan film 'Triumph of The Will'.

BACA JUGA: Anak Prajurit Gelar Diskusi Tentang Film Anak Kolong

Bamsoet yang juga menjabat Wakil Ketua Umum FKPPI mengatakan film seringkali dijadikan propaganda untuk membesarkan negara, contohnya film ‘Rambo’ (Amerika Serikat) maupun ‘Crash Landing on You’ (Korea Selatan).
Begitupun Indonesia yang juga sudah menghasilkan banyak film sebagai media menumbuhkembangkan nasionalisme, seperti ‘Sang Kyai’, ‘Sang Pencerah’, ‘3 Srikandi’, 'Kartini', 'Soekarno', 'Laskar Pelangi' maupun 'Garuda di Dadaku'.

"Film nasional bisa berperan sebagai pengungkap fakta sejarah yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa, agar generasi penerus bisa memahami perjalanan sejarah negeri ini," terang Bamsoet.

Waketum Partai Golkar itu berpendapat melalui film masyarakat juga bisa belajar dari berbagai peristiwa di masa lalu sebagai dasar pengambilan keputusan di masa kini.

Bamsoet mengatakan industri perfilman Indonesia sudah berangsur-angsur pulih setelah dilanda pandemi Covid-19.

Badan Perfilman Indonesia (BPI) mencatat pada tahun 2019, industri film Indonesia mampu menarik 51,2 juta penonton atau urun menjadi 19 juta penonton pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Di tahun 2021, jumlah penonton makin merosot hanya sekitar 4,5 juta penonton. Di tahun 2022 jumlah penonton baru kembali menggeliat dengan 24 juta penonton.

Menurut Bamsoet, semakin maju pertumbuhan penonton film akan semakin membuat potensi industri film Indonesia berkembang pesat.

"Tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap film harus dijaga baik oleh para pelaku industri perfilman dengan menghasilkan film-film berkualitas dan bermutu," pesan Bamsoet. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler