Bamsoet Dukung Fashion Show 'Keindahan Karya Kain' di San Polo Italia

Selasa, 23 April 2024 – 22:35 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo menerima kunjungan Dian Natalia Assamady dkk yang akan menggelar fashion show, 'Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia' di San Polo, Italia. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung rencana pagelaran fashion show, 'Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia' oleh Dian Natalia Assamady.

Fashion show terselenggara atas undangan Wali Kota San Polo dalam memperingati ulang tahun ke-78 Republik Italia sekaligus didukung KBRI Roma untuk memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Italia.

BACA JUGA: Ketum IMI Bamsoet Resmikan Sirkuit Barcode Gokart Electric di MOI Kelapa Gading

"Tidak banyak yang tahu bahwa tekstil tradisional khas nusantara bukan hanya batik. Bahkan tidak jarang banyak yang salah paham menyamakan batik dengan tenun. Event ini menjadi sarana promosi yang efektif dalam mengenalkan kain tenun Indonesia ke dunia," kata Bamsoet setelah menerima Dian Natalia Assamady di Jakarta, Selasa (23/4).

Dari 34 provinsi di Indonesia, kata Bamsoet, masing-masing punya corak dan keragaman yang membedakan tenun salah satu provinsi dengan provinsi lainnya.

BACA JUGA: Terima Daulat Budaya Nusantara, Bamsoet Dukung Touring Kebudayaan Borobudur to Berlin

Bahkan di setiap daerah dalam satu provinsi juga punya ciri khas masing-masing.

Hal ini menunjukkan betapa kebudayaan tenun Indonesia tiada batasnya, sehingga layak mendapat pengakuan dunia.

"Event ini juga bisa mendorong bangsa Indonesia menghargai dan melestarikan kekayaan khazanah tekstil nusantara, sehingga bisa menjaga warisan budaya bangsa dari kepunahan," jelas Bamsoet.

Menurut Bamsoet, kain tenun sebagaimana juga batik punya kekuatan budaya yang luar biasa, baik dari nilai sejarah, teknik tinggi dari segi warna, motif, jenis bahan dan benang yang digunakan, maupun beragamnya corak dan ciri khas yang diproduksi dari setiap daerah.

Batik dan tenun bukan hanya telah menjadi identitas dan jati diri bangsa, namun juga menjadi kebanggaan dan kekayaan nasional.

"Jika tidak dimasyarakatkan dari sekarang, pelan-pelan keberadaan tenun bisa dimakan sejarah. Padahal tenun, sebagaimana juga batik, bisa dipadankan dengan trend berbusana masa kini, tanpa menghilangkan nilai sakral yang terkandung di dalamnya," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler