Bamsoet Dukung Karya Cineas Muda Indonesia Tentang Antariksa V

Senin, 10 Mei 2021 – 21:54 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat mendatangi studio pembuatan film Antariksa V di Bali, Senin (10/5/21). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung setiap usaha kreatif anak bangsa seperti ditunjukkan cineas muda Gusti Handoko melalui Vektor Pictures, yang sedang menggarap film Antariksa V.

Berkisah tentang usaha Indonesia pada dekade 2030-an dalam membuktikan dirinya sebagai negara maju dengan proyek teknologi yang paling ambisius dan berisiko, yakni program eksplorasi ruang angkasa Antariksa.

BACA JUGA: Bamsoet: Hadirkan PPHN Melalui Amendemen Terbatas UUD NRI 1945

“Film mengisahkan usaha pengiriman astronot Indonesia pertama, Alice, ke luar angkasa dan mendaratkannya ke bulan. Namun semuanya tidak berjalan lancar. Alice hilang saat melakukan pendaratan di bulan bersama misi Antariksa IV, yang membuat program Antariksa dipertanyakan kelayakan dan tujuannya,” ujar Bamsoet saat mendatangi studio pembuatan film Antariksa V di Bali, Senin (10/5/21).

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, Alice dikisahkan sebagai single mother yang meninggalkan anak tunggalnya di Bumi. Oleh sebagian kalangan, ia dianggap sebagai pahlawan.

BACA JUGA: Bamsoet Pesan Mercedes-Benz 300 SL Gullwing 1957, Begini Ceritanya..

Namun, bagi sebagian kalangan lainnya, proyek Antariksa dianggap pemborosan. Rekan-rekan astronot Alice, seperti Rendra, Gita, dan Surya pun berusaha memperjuangkan agar misi Antariksa V dapat dilanjutkan, tidak hanya untuk menyelesaikan misi Antariksa IV tetapi juga untuk mencari tahu alasan pasti hilangnya Alice.

“Film ini menekankan, bahwa setiap program eksplorasi pasti memiliki risiko, dan tidak setiap pencapaian dapat dinilai dengan uang," jelas Bamsoet.

BACA JUGA: Mbak Rerie: Segera Perbaiki Pola Komunikasi Dalam Pengendalian Covid-19

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menerangkan, pemilihan astronot sebagai personifikasi superhero merupakan simbol yang paling tepat.

Di dunia nyata, Indonesia pernah memiliki dua orang astronot, Pratiwi Sudarmono dan Taufik Akbar. Keduanya gagal berangkat karena insiden pesawat ulang alik Challenger di tahun 1986 dan krisis moneter yang melanda sehingga mereka harus kembali lagi ke Indonesia karena keterbatasan dana.

“Hingga hari ini, Indonesia masih belum kembali menyentuh mimpi yang sama untuk melahirkan astronot. Melalui film Antariksa V, kita harap bisa menggugah kesadaran semua pihak, khususnya untuk memotivasi generasi muda, sehingga mimpi besar Indonesia memiliki astronot bisa segera terwujud," kata Bamsoet.(jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler