Bamsoet: Herbal Anti-Corona Indonesia Tidak Kalah dari Tiongkok dan Ginseng Korea

Ngobras Bareng Presdir PT Harvest Gorontalo Indonesia

Jumat, 11 Desember 2020 – 20:01 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat berbincang dengan Riyanto, Presiden Direktur PT Harvest Gorontalo Indonesia (HGI). Foto: Humas MPR.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai kualitas herbal Indonesia tidak kalah dibanding produk dari Tiongkok maupun ginseng Korea.

Menurut Bamsoet, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat tidak kurang dari 30.000 spesies tumbuhan maupun sumber daya laut Indonesia bisa dimanfaatkan untuk kesehatan.

BACA JUGA: Bamsoet: Pulau Jawa Patut Diprioritaskan untuk Vaksinasi Covid-19

Karena itu, Bamsoet menyatakan, pemerintah dan masyarakat perlu mendorong perusahaan dalam negeri meningkatkan kemampuan mengolah berbagai bahan tersebut menjadi suplemen kesehatan.

"Prinsipnya, dari alam Indonesia, dikelola perusahaan Indonesia, agar bisa bermanfaat bagi bangsa Indonesia dan menembus pasar dunia," ujar Bamsoet saat berbincang dengan Riyanto, Presiden Direktur PT Harvest Gorontalo Indonesia (HGI) sebagai produsen jamu herbal Soman, dalam podcast "Ngobras sampai Ngompol (Ngobrol Asyik sampai Ngomong Politik)"di konten YouTube Bamsoet Channel di Jakarta, Jumat (11/12).

BACA JUGA: Benarkah Obat Herbal Mampu Tangkal Virus Corona? Ini Kata Pakar

Ketua ke-20 DPR RI ini mengapresiasi kehadiran jamu herbal Soman yang terdiri dari ekstraksi 18 macam buah, 14 aneka sayur, dan tujuh jenjs rempah yang dapat membantu memenuhi nutrisi dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Sehingga, lanjut dia, bisa bermanfaat untuk mencegah dan mengobati penderita Covid-19.

BACA JUGA: Ketua MPR: Kembali ke Desa Adalah Alternatif Pasca-Pandemi Covid-19.

Menurut dia, PT HGI yang berpengalaman lebih dari 12 tahun mengembangkan jamu dari alam Indonesia, PT HGI telah mengekspor jamu herbal ke berbagai negara. Antara lain Tiongkok, Kanada, berbagai negara di kawasan Amerika latin hingga Afrika.

"Daripada kita mengimpor jamu dari China, lebih baik menggunakan produk dalam negeri saja. Selain sudah terbukti khasiatnya, juga bisa mendatangkan nilai ekonomi bagi para petani tanaman herbal lokal," kata Bamsoet.

Wakil ketua umum Kadin Indonesia ini meyakini seiring pandemi Covid-19, popularitas jamu akan kembali meningkat.

Sebab, ujar dia, masyarakat akan makin tergerak menjaga daya tahan tubuh, salah satunya melalui herbal.

Lebih lanjut Bamsoet mengatakan pada 2019, industri jamu dan obat tradisional mampu tumbuh di atas enam persen. Pada 2020 dan selanjutnya, kata dia, pertumbuhannya bisa jadi naik tajam.

"Pelaku industri jamu juga makin menjamur. Tercatat sudah ada lebih dari 1.200 pelaku industri jamu, sekitar 129 di antaranya masuk kategori industri obat tradisional," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler