jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo menekankan IMI sebagai sebuah organisasi tidak hanya memiliki program memajukan industri dan olahraga otomotif saja.
Melainkan juga memberikan pelatihan safety and defensive driving kepada berbagai institusi seperti Polri, TNI, BIN, BNPT, BNN, KPK hingga Paspampres, yang melakukan pengawalan VIP hingga VVIP.
BACA JUGA: Bambang Soesatyo: Kepedulian Mas Tommy Soeharto Patut Ditiru
"IMI memiliki program kerja training of trainer (ToT) kepada personel Polri, BIN dan TNI yang terlibat dalam pengawalan VIP hingga VVIP. Sehingga skill mereka dalam safety and defensive driving selalu meningkat," kata Bamsoet usai menerima tokoh balap nasional sekaligus pengelola Sirkuit Sentul Internasional dan pengurus IMI Pusat 2021-2024, Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto, di ruang kerja ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (26/1).
Ia menambahkan hal ini mengingat teknologi kendaraan, baik roda empat maupun dua setiap waktu selalu ada pembaharuan.
BACA JUGA: Menakhodai IMI, Bamsoet Gandeng Anak Muda hingga Tommy Soeharto, Sandiaga Uno dan Nanan Sukarna
"Dari mulai teknik clutching (penggunaan kopling), weight-shifting (penggunaan berat kendaraan) hingga braking (penggunaan rem)," ujarnya.
Ketua ke-20 DPR RI ini menjelaskan, para pembalap motor dan mobil kebanggaan Indonesia seperti Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto, senior lainnya yang telah memiliki lisensi internasional akan menjadi pelatih dalam ToT tersebut.
Sehingga para pengawal VIP dan VVIP bisa mengambil langsung ilmu dari pembalap kebanggaan Indonesia, yang sudah terbukti memiliki kemampuan lebih dalam mengemudikan kendaraan.
Dari mulai bermanuver, mengintai, escape, hingga menghindari kecelakaan di tengah situasi jalan yang sedang tak terkendali.
Pada prinsipnya, Bamsoet menjelaskan safety driving menekankan keterampilan berkendara berdasarkan standar keselamatan.
"Sementara defensive driving menekankan pendekatan intelektual tentang bagaimana cara mengemudi dengan aman, benar, efektif, efisien, dan bertanggung jawab serta mampu keluar dari situasi sulit saat menghadapi sergapan," jelas Bamsoet.
Ia menerangkan, selain kepada para pengawal VIP dan VVIP, IMI juga akan memberikan pelatihan kepada masyarakat luas.
Khususnya, kepada para pengendara kendaraan umum, agar bisa lebih meningkatkan skill safety driving sehingga dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas.
Ia menjelaskan dalam buku Potret Lalu Lintas di Indonesia Tahun 2019 yang dikeluarkan Korlantas Polri, mencatat pada tahun 2018 terdapat 141.428.052 unit kendaraan bermotor di Indonesia.
"Sebanyak 81,58 persennya merupakan kendaraan sepeda motor. Di sepanjang tahun 2018, dari 196.457 kecelakaan lalu lintas, 73,49 persennya melibatkan sepeda motor," terang Bamsoet.
Wakil ketua umum Pemuda Pancasila ini menambahkan selama rentang waktu 2015-2018, lebih dari 95 persen kejadian kecelakaan lalu lintas terjadi pada kondisi jalan yang baik.
Dari segi lokasi terjadinya kecelakaan lalu lintas, sebesar 25,20 persen terjadi di jalan nasional, 25,69 persen di jalan provinsi, dan 40,54 persen di jalan kabupaten/kota, serta 8,57 persen di jalan desa.
Menurutnya, ini menandakan bahwa faktor jalan raya yang buruk bukanlah pemicu tertinggi terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Sebab, di jalan yang baik saja, ternyata angka kecelakaan lalu lintasnya sangat tinggi.
"Penyebab terbesar terjadinya kecelakaan justru karena ketidak hati-hatian, kelalaian dan ketidakmampuan (human error) pengemudi dalam mengemudikan kendaraannya serta ketidakpatuhan terhadap prosedur keselamatan berlalu lintas," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy