jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan Visi Indonesia Emas 2045 bukanlah sebatas angan-angan melainkan arah dan tujuan yang ingin dicapai bangsa Indonesia saat memasuki usia 100 tahun kemerdekaan.
Bamsoet menargetkan Indonesia menduduki peringkat lima Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar dunia dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,7 persen, PDB per kapita mencapai USD 23.199, pertumbuhan peranan investasi 6,4 persen, pertumbuhan peranan industri 6,3 persen, dan pertumbuhan peranan pertanian 3,2 persen.
BACA JUGA: Bamsoet Puji Kinerja KPK Semester I 2020, Tetapi Minta Jangan Berpuas Diri
“Tantangan terbesar terletak pada besarnya jumlah penduduk yang diproyeksi mencapai 311-318 juta jiwa. Dengan komposisi penduduk usia 0-14 tahun mencapai 62-65 juta jiwa, usia 15-64 tahun mencapai 205-207 juta jiwa, dan usia 65 tahun ke atas mencapai 43-44 juta jiwa. Besarnya jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun tersebut harus dimaksimalkan menjadi kekuatan ekonomi dan sosial,” ujar Bamsoet dalam Munas XV Mahasiswa Pancasila (MAPANCAS) dan Seminar Kebangsaan 'Membangun Pilar Kebangsaan Menuju Indonesia Emas 2045', secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (28/7/2020).
Turut hadir antara lain Habib Syarif Abdullah, Ketua Umum MAPANCAS 2017-2020 Medi Sumaedi, Sekjan MAPANCAS 2017-2020 Urik Yanto, dan Ketua Umum terpilih MAPANCAS 2020-2023 Pilar Saga Ichsan.
BACA JUGA: Menjaga Situs Bung Karno di Ende, Gus Jazil: Demi Anak dan Cucu Paham Sejarah Perjuangan Bangsa
Mantan Ketua DPR RI ini menekankan pentingnya melahirkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang berhati Indonesia dan berideologi Pancasila sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045. Atas dasar itulah MPR RI gencar menyosialisasikan Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai kontribusi membangun karakter bangsa.
"SDM unggul tetapi tidak mempunyai karakter dan kepribadian ke Indonesiaan, hanya akan melahirkan pencapaian yang rapuh dan semu, karena cenderung mengabaikan aspek nasionalisme. Kita juga perlu mewaspadai derasnya arus globalisasi yang membawa beragam paham dan ideologi global, yang tidak selalu selaras dengan nilai-nilai Pancasila, bahkan cenderung menegasikan eksistensi Pancasila," tandas Bamsoet.
BACA JUGA: DPR Dorong Situs Bung Karno Jadi Aset Nasional
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, fenomena lunturnya nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda sudah mulai terasa. Generasi muda kini asing dengan rumusan sila-sila Pancasila, namun mudah menghafal lirik lagu-lagu berbahasa asing, baris demi baris, bait demi bait secara sempurna.
"Survei yang dilakukan Komunitas Pancasila Muda pada akhir Mei 2020, dengan responden kaum muda usia 18 hingga 25 tahun dari 34 provinsi, mencatat hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka. Ini mengisyaratkan ada urgensi menghadirkan Pancasila pada setiap ruang publik, dan menghidupkannya kembali pada memori kolektif setiap anak bangsa, khususnya generasi muda," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menerangkan, setelah menguatkan fondasi SDM, selanjutnya perlu ada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan sebagai supporting system menuju Indonesia Emas 2045. Tak kalah penting, Indonesia juga perlu mewaspadai pergeseran kekuatan ekonomi politik dunia dari barat ke timur Asia.
"Megatrend perdagangan internasional akan menjadikan kawasan Asia dan Pasifik sebagai poros perdagangan dan investasi dunia. Indonesia berpeluang menjadi pemain utama karena memiliki banyak keunggulan seperti SDM dan SDA yang melimpah. Jangan sampai berbagai peluang tersebut sia-sia,” pungkas Bamsoet.(jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi