Bamsoet : Jokowi Berpotensi Terseret Konflik di Senayan

Kamis, 30 Oktober 2014 – 13:57 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pimpinan DPR tandingan yang dibentuk Koalisi Indonesia Hebat (KIH) berpotensi menimbulkan kerusakan yang sangat serius. Manuver itu bahkan bisa menyeret pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla ke pusaran konflik yang berujung pada stagnasi jalannya pemerintahan mereka.  

Menurut anggota Komisi III DPR dari Fraksi Golkar, Bambang Soeastyo, manuver KIH dengan membentuk pimpinan DPR ilegal secara tidak langsung menempatkan pemerintah dalam posisi dilematis.

BACA JUGA: Fadli Zon Tuding KIH Hanya Bisa Tebar Fitnah

"KIH memaksa Jokowi-JK untuk membuat pilihan yang sangat ekstrim, yakni mengakui pimpinan DPR yang sah, atau mengakui pimpinan DPR illegal yang dibentuk koalisi parpol pendukung mereka," ujar Bambang kepada wartawan lewat pesan elektronik, Kamis (30/10).

Mengakui pimpinan DPR yang sah adalah sebuah keniscayaan konstitusional bagi Jokowi-JK. Sebaliknya, Jokowi-JK bertindak inkonstitusional jika mengakui pimpinan DPR illegal bentukan KIH. Artinya, Jokowi-JK bisa berkonflik dengan pimpinan DPR yang sah.

BACA JUGA: Suswono Lupa Nilai Peningkatan Harta Kekayaannya

"Di situlah dilema bagi Jokowi-JK. Sebab, jika menolak mengakui pimpinan DPR ilegal, akan terjadi keretakan hubungan antara Jokowi-JK dengan parpol anggota KIH. Bahkan, bukan tidak mungkin Jokowi-JK pun terperangkap dalam konflik dengan partai-partai pendukungnya," terangnya.

Lebih dari itu, lanjut Bambang, medan konflik baru yang dibangun KIH akan merusak mekanisme kerjasama DPR dengan pemerintah, terutama terkait anggaran. Kalau konflik ini berlarut-larut, pemerintahan Jokowi-JK bisa mengalami stagnasi.   

BACA JUGA: Jadi Menteri, Arief Yahya Ogah Komentar Soal Triomacan

Diingatkannya, KIH harus menyadari jika Pemerintahan Jokowi-JK yang baru seumur jagung ini stagnan atau terhenti akibat konflik di DPR, kerusakan yang ditimbulkannya akan sangat serius.

Padahal, ada beberapa persoalan strategis yang harus segera ditangani Jokowi-JK. Misalnya, soal menipisnya stok BBM bersubsidi. Untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah harus bekerjasama dengan DPR.   

"Tetapi, jika suasana di DPR sarat konflik seperti hari-hari ini, pemerintahan Jokowi-JK tentu saja dipaksa menunggu sampai situasinya kondusif. Persoalannya, kapan KIH akan berhenti berulah?" pungkas pria yang akrab disapa Bamsoet itu. (ald/RMOL)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadiri Sertijab Menhub, Susi Pudjiastuti Kembali Curi Perhatian


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler