Bamsoet Kelihatan Mengerikan, Padahal Aslinya Menyedapkan

Minggu, 10 September 2017 – 15:51 WIB
Bambang Soesatyo. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menyatakan ungkapan ‘ngeri-ngeri sedap’ yang menjadi judul buku karya Bambang Soesatyo mencerminkan sosok politikus yang beken disapa dengan panggilan Bamsoet itu. Pasalnya, Bamsoet yang awalnya terlihat ngeri, ternyata merupakan sosok yang menyenangkan.

Berbicara pada peluncuran buku ‘Ngeri-Ngeri Sedap’ karya Bamsoet di Jakarta, Minggu (10/9), Idrus menceritakan pengalamannya ketika masih menjadi pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Pada saat bersamaan, Bamsoet juga aktif di KNPI.

BACA JUGA: Rizal Ramli Sarankan Bamsoet Ambil Alih Posisi Ketum Golkar

Idrus menuturkan, dirinya mulanya merasa ngeri ketika melihat sosok Bamsoet. Tapi, begitu Idrus menjalin komunikasi dengan Bamsoet, akhirnya justru merasa sedap.

"Sebenarnya ngeri-ngeri sedap mencerminkan bagaimana melihat Mas Bamsoet. Ketika mau berkenalan kalau melihat Bamsoet sekilas ngeri, tapi makin kenal makin sedap," ujar Idrus.

BACA JUGA: Golkar Tidak Setuju KPK Dibekukan

Dia menilai buku Ngeri-Ngeri Sedap mencerminkan kelebihan Bamsoet secara intelektual. Sebab, banyak persoalan dibahas di dalam buku itu.

Menurut Idrus, jika dinilai dari tingkat pendidikan, Bamsoet itu lebih dari sekadar doktor atau S3.  Sebab, doktor biasanya karena fokus membahas satu masalah saja.

BACA JUGA: Idrus Marham Pastikan Golkar Tak Setuju Ide Pembekuan KPK

“Tapi, karena di buku ini lebih dari satu masalah, Mas Bamsoet itu masuk ke es campur. Ilmunya campur-campur dan ini sangat sulit," ujarnya bercanda disambut tawa para tamu undangan.

Lebih lanjut idrus mengatakan, Partai Golkar dalam berpolitik konsisten dengan menyebut diri sebagai the party of ideas. Yakni, partai politik yang mengedepankan ide dan gagasan.

"Saya bangga punya kader seperti Bamsoet yang mencerminkan prinsip dasar Partai Golkar yakni the party of ideas," jelasnya.

Secara umum, kata dia, buku itu mengandung pesan jika ingin bangsa maju maka harus menjadikan ide dan gagasan sebagai instrumen. Dengan demikian, ada komunikasi politik untuk memperdebatkan gagasan.

"Komunikasi politik harus dilakukan dengan perdebatan konseptual, bukan fitnah politik, intrik politik semata. Tapi, betul-betul komunikasi politik yang diwarnai perdebatan konseptual," katanya.

Idrus menyebut hal itu ada di dalam diri Bamsoet. "Karena itu PG bangga punya kader seperti Bambang," tegasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bang Akbar Makin Was-was soal Elektabilitas Golkar


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler