Bamsoet: Saya Pastikan tidak Akan Jadi Bola Liar

Selasa, 15 Oktober 2019 – 13:37 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo. Foto : Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjamin amendemen UUD NRI 1945 tidak akan menjadi bola liar.

Menurutnya, pimpinan dari sembilan partai dan satu kelompok DPD di parlemen sepakat untuk sangat hati-hati dan cermat dalam mengakomodasi seluruh aspirasi masyarakat atas amendemen yang menjadi rekomendasi MPR sebelumnya.

BACA JUGA: MPR Pastikan Prabowo Setuju Amendemen UUD 1945

“Intinya kami akan mendengarkan dan menampung berbagai inspirasi yang berkembang di tengah masyarakat terkait konstitusi kita. Bisa saya pastikan amandemen tidak akan menjadi bola liar. Kami akan menggiring sesuai kehendak rakyat,” kata Bambang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (15/10).

Sebelumnya, amendemen terbatas UUD NRI 1945 direncanakan untuk menghidupkan kembali haluan negara. Namun ada beberapa partai yang menginginkan amendemen menyeluruh.

BACA JUGA: Bamsoet: Kondisi Wiranto Membaik, Terorisme Kita Hadapi Bersama

Bamsoet mengatakan, tidak masalah kalau ada fraksi yang berbeda pendapat. Menurut dia, sudah barang tentu 10 fraksi yang ada di MPR ini berbeda-beda usulan.

“Minimal titik komanya yang diusulkan pasti beda. Nah, tugas kami merangkum dan mengharmonisasikan aspirasi fraksi-fraksi itu harus sesuai kehendak mayoritas masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Sekali lagi, Bamsoet menegaskan, kalau bicara perbedaan, suami istri dalam satu rumah tangga saja kadang ada yang berbeda, apalagi fraksi-fraksi dan partai politik satu dengan lainnya.

“Nah, tugas kami adalah merangkum semua itu. Jadi, sangat butuh kepiawaian DPR untuk mengharmonisasikan semua keinginan di tengah masyarakat,” paparnya.

Bamsoet menegaskan, tidak ada target kapan amendemen dimulai dan selesai dilakukan. “Saya ingin tegaskan tidak ada kejar setoran atau kejar target dalam kerja politik di MPR,” katanya.

Yang ada, lanjut Bamsoet, bagaimana bisa merangkum demi sebesar-besarnya kepentingan rakyat. Ia menambahkan, pada tahun pertama dan kedua masa jabatan, pimpinan MPR akan membuka diri.

“Kami jadikan dua tahun tiga tahun sebagai golden time untuk menampung aspirasi masyarakat. Karena nanti di ujung apakah akan amandemen atau tidak akan tergantung kepada dinamika politik yang berkembang dua tiga tahun yang akan datang,” katanya.(boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler