Bamsoet Sebut Kreativitas & Inovasi Tingkatkan Daya Saing Industri Makanan dan Minuman

Rabu, 03 Januari 2024 – 16:50 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) saat menghadiri soft launching LX Sports Bar di Bali, Rabu (3/1). Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, BALI - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong berkembangnya industri makanan dan minuman di tanah air.

Sebab, industri makanan dan minuman telah membuktikan sebagai salah satu usaha yang mampu bertahan di saat pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Rayakan Pergantian Tahun, Bamsoet Harapkan Pemilu 2024 Hasilkan Presiden Sehebat Jokowi

Dia pun membeberkan dua kunci untuk meningkatkan daya saing di tengah persaingan industri makanan dan minuman yang kian menjamur, yakni kreativitas dan inovasi.

"Salah satunya dengan mengusung konsep resto atau bar yang memadukan ragam kuliner dengan dunia olahraga atau sports bar," kata Bamsoet saat menghadiri soft launching LX Sports Bar di Bali, Rabu (3/1).

BACA JUGA: Kerry Mewujudkan Industri Makanan dan Minuman yang Berkelanjutan

Melalui konsep tersebut, lanjut Bamsoet, para pecinta kuliner tidak hanya dimanjakan dengan resto, kafe ataupun bar dalam satu tempat, namun juga bisa menikmati beragam event olahraga yang ditayangkan secara langsung, mulai dari sepak bola, tinju, hingga balapan Formula 1.

Ketua ke-20 DPR itu mengatakan industri makanan dan minuman merupakan salah satu manufaktur terbesar yang memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

BACA JUGA: Kemenperin: Isu Negatif BPA pada Galon Memengaruhi Industri Makanan & Minuman

Capaian kinerja pada industri makanan dan minuman usai pandemi Covid-19 terus menunjukan tren positif, baik dalam peningkatan produktivitas, investasi, ekspor hingga penyerapan tenaga kerja.

Bamsoet lantas menyampaikan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat lapangan usaha akomodasi dan makanan serta minuman menjadi salah satu kontributor terbesar produk domestik regional bruto (PDRB) Bali pada Triwulan III 2023, yakni tumbuh sebesar 5,01 persen.

"Pertumbuhan tersebut merupakan tertinggi keempat setelah pengadaan air, jasa keuangan dan asuransi, serta transportasi dan pergudangan," terang Bamsoet.

Lebih lanjut Bamsoet menyebutkan lapangan usaha akomodasi dan makanan serta minuman juga masuk dalam tiga lapangan pekerjaan utama yang banyak menyerap tenaga kerja di Bali hingga mencapai 42.920 orang.

Bamsoet menilai tingginya serapan tenaga kerja tersebut tidak lepas dari kembali maraknya kunjungan wisatawan di Bali pada 2023.

Sebanyak 13,66 persen angkatan kerja di Bali bekerja di lapangan usaha akomodasi dan makanan serta minuman.

"Hal ini menempatkan lapangan usaha akomodasi dan makanan serta minuman berada di posisi keempat setelah perdagangan, pertanian dalam arti luas dan industri pengolahan, jika dilihat dari distribusi penduduk yang bekerja," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler