Gubernur Kalbar Cornelis pun mengaku, telah mengajukan permohonan bantuan pembangunan bandara, saat pertemuan dengan Badan Anggaran DPR di Balai Petitih, Pontianak, Rabu (31/3) kemarinMenurutnya, Bandara Supadio yang ada sekarang kurang layak, karena tidak didesain untuk pendaratan pesawat berbadan lebar dan lahan di bawah landasannya berupa rawa.
"Kalau pemerintah pusat bisa membantu mengalihkan, alangkah lebih baik dibangun bandara baru yang bertaraf internasional," ungkapnyaUntuk diketahui, bandara yang ada sekarang memiliki landasan sepanjang 2.250 x 30 meter.
Saat ini, kata Cornelis lagi, sedang diupayakan optimalisasi dengan memperlebar landasan menjadi 45 meter, sehingga dapat lebih mendukung pendaratan pesawat Boeing 747 seri 300
"Untuk membangun runway perlu Rp 700 miliar(Sementara) di tahun 2010, cuma ada dana sebesar lima miliar rupiah untuk kegiatan pemindahan drainase," ujarnya.
Cornelis lantas menjelaskan, apabila melihat situasi penerbangan saat ini, perkembangan Kalbar sebenarnya sangat luar biasaSetiap hari katanya, sedikitnya terdapat 16 kali penerbanganBahkan ketika ada event-event tertentu seperti Cap Go Meh, jumlah penerbangan meningkat menjadi 23 kali.
"Kalau seperti sekarang, ada musim sembahyang kubur, bisa naik lagi jumlahnyaSoalnya, banyak penduduk kita yang pulang dari luar daerah atau dari luar negeri," katanya pula.
Hal ini menurutnya, menambah urgen peningkatan atau pembangunan bandara baru yang lebih layakSebelumnya, Cornelis juga pernah menyebutkan bahwa dari segi letak, Bandara Supadio pun sudah tak lagi ideal, karena relatif dekat dengan pusat kota.
Di samping meminta bantuan dana untuk peningkatan dan pembangunan bandara, dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan permohonan bantuan pembangunan pelabuhanSebab, pelabuhan yang sekarang ada dinilai kurang representatif"Pelabuhan kita letaknya di Kuala SungaiResikonya, harus selalu dilakukan pengerukan untuk memperdalam alur-alur pelayaran (akibat sedimentasi, Red)," ujarnya.
Menanggapi usulan tersebut, Ketua Banggar DPR, Harry Azhar Aziz, menyarankan agar Pemprov Kalbar mengajukannya kepada menteri terkait yaitu Kementerian PerhubunganPemprov katanya, perlu meyakinkan kementerian tentang perlunya fasilitas tersebut"Ini supaya kementerian bisa memperjuangkannya dalam rapat kabinet, saat membahas anggaran," katanya.
Sebagaimana diketahui pula, daerah Kalbar sejauh ini memang masih dikenal identik dengan keberadaan Pontianak sebagai ibukotanyaSelain itu, ada beberapa daerah lain yang kerap juga menjadi pusat kunjungan, seperti Singkawang misalnyaSementara dari segi potensi wisata, keberadaan daerah ini sebagai salah satu yang dilalui garis khatulistiwa termasuk menjadi ciri khas andalannya, selain juga berbagai aktivitas tradisi dan sosial-budaya(rnl/sbr)
Redaktur : Tim Redaksi