jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, secara teknis Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati Majalengka sudah siap untuk menjadi embarkasi haji antara tahun ini.
Menteri Budi menuturkan sejak diresmikan pada 24 Mei, pekan lalu bandara tersebut sudah dioperasionalkan sebagai bandara Internasional. Secara teknis sudah tidak ada persoalan lagi. ”Runway, check in, semua perangkat-perangkat itu sudah diselesaikan dengan baik,” ujar Budi, seperti diberitakan Jawa Pos.
BACA JUGA: Penerbangan Internasional di Bandara Bandung Segera Dipindah
Bahkan sejak mulai dibangun pada Desember 2015, bandara tersebut memang diminta oleh masyarakat sekitar bandara untuk bisa menjadi embarkasi haji. Permintaan juga datang dari pemeritah daerah setempat. Pada musim haji tahun inipun bandara tersebut sudah siap.
”Nah kami konsekuen sudah mempersiapkan secara teknis. Jadi target dari kami sih dilakukan (tahun ini, Red),” ungkap Budi.
BACA JUGA: Bandara Kertajati Dipastikan Beroperasi Awal Juni
Meskipun begitu bandara dengan kapasitas penumpang 5,6 juta pertahun itu hanya memiliki landasan pacu 2.500 meter x 60 meter. Sehingga belum bisa dipakai untuk pesawat Boeing 777 berbadan lebar untk jarak jauh. Dengan pesawat tersebut bisa langsung menempuh perjalanan langsung ke Arab Saudi.
”Karena triple seven itu membutuhkan landasan pacu sebanyak tiga ribu (meter). Tapi untuk pesawat yang lain bisa dipergunakan. Dan sekarang inikan bandara Kertajati kan akan dipergunakan sebagai bandara embarkasi antara dan menggunakan pesawat yang lebih kecil dari triple seven. Jadi tidak masalah sih,” ungkap Budi.
BACA JUGA: Bandara Kertajati Percepat Pertumbuhan Jabar Bagian Timur
Meskipun secara teknis sudah siap, tapi menurut Budi masih ada persoalan dengan aspek lain di Kementerian Agama (kemenag).
”Lebih dari kementerian agama. Makanya akan dilakukan rakornis degan Kemenag,” kata Budi. Sedangkan aspek teknis di bandara yang berada di bawah koordinasi Kemenhub sudah dipastikan siap.
”Kami inikan tidak sendiri. Kami sebagai regulator yang membawahi beberapa stakeholder di sana,” imbuh dia.
Sementara itu Kementerian Agama (Kemenag) hingga Jumat malam belum bisa memastikan apakah bandara Kertajati bakal menjadi embarkasi atau embarkasi antara. ’’(Saya, red) belum tahu informasinya,’’ kata Kepal Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Mastuki.
Sebelumnya Mastuki menjelaskan bahwa penggunaan bandara anyar di Majalengka itu butuh pertimbangan atau tanggapan dari Kemenhub. Bulan lalu Kemenhub sudah berkirim surat berisi tanggapan tentang pengoparasian bandara Kertajati untuk misi haji.
Kemenag sendiri memiliki sejumlah pertimbangan dalam menetapkan bandara Kertajati sebagai embarkasi haji. Seperti harus ada asrama haji sebagai transit jamaah sebelum diterbangkan ke Saudi. Biasanya jamaah istirahat di asrama haji selama 1x24 jam. Selain beristirahat, juga dilakukan pemeriksaan dokumen keimigrasian di asrama haji.
Sejatinya saat ini ada asrama haji Watubelah di wilayah Cirebon. Tetapi sudah lama tidak digunakan. Informasinya asrama haji Watubelah dijadikan kampus ITB Cirebon untuk sementara.
Ada skenario jamaah haji tetap menggunakan asrama haji Bekasi. Tetapi jarak antara asrama haji Bekasi ke bandara Kertajati cukup jauh. Lebih dekat jarak tempunya ke bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang. (jun/wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alvin Lie: Bandara Kertajati Belum Layak jadi Embarkasi Haji
Redaktur & Reporter : Soetomo