Bandara Mulia Ditutup Sementara

Selongsong Peluru Belum Diketahui

Selasa, 10 April 2012 – 08:56 WIB

JAYAPURA - Adanya penembakan terhadap pesawat Trigana Air, pengamanan di bandara Mulia akan diperbaiki dengan melibatkan pemerintah dan juga pihak komponen masyarakat, sedangkan bandara Mulia hingga saat ini masih tutup.
 
"Informasi saat ini ( kemarin,red)  saya dapat dari Kapolres Puncak Jaya, bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan pertemuan terhadap Muspida Puncak Jaya untuk proses pengamanan Bandara, mengingat kemarin adanya penembakan terhadap pesawat Trigana dan menewaskan 1 orang wartawan dan 4 orang luka-luka," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat(Humas) Polda Papua, AKBP Yohanes Nugroho Wicaksono kepada Cenderawasih Pos (JPNN Group).
 
Selain itu juga, Kabid Humas mengatakan bahwa pihaknya juga sudah berencana untuk merubah sistem pengamanan di daerah konflik terutama Puncak Jaya. "Kami akan melakukan perubahan sistem pengamanan. Namun kami juga sadar itu tidak gampang, sebab kami harus melibatkan seluruh komponen masyarakat yang ada di sana," ujarnya.
 
Sementara itu, dijelaskan, kalau rasio pengamanan di bandara, sebenarnya 1 Polisi banding 10 masyarakat." Namun kami juga mempertimbangkan jumlah personel di wilayah tersebut, yang memang masih kerab melakukan aksi penembakan," jelasnya.
 
Untuk hasil olah TKP, Kabid Humas menuturkan, bahwa ditemukan kerusakan pada sayap kanan dan moncong atau hidung pesawat. Selain itu, juga ditemukan dua lubang pada badan pesawat, hingga menyebabkan tangki bocor.
 
Namun dalam hasil olah TKP, pihaknya sampai saat ini belum menemukan selongsong peluru yang digunakan oleh para pelaku yang diduga lebih dari ratu orang.  "Kami belum tahu jenis senjata yang digunakan oleh pelaku, karena selongsong belum ditemukan, namun berdasarkan dari arah tembakan yang berjarak 50 hingga 60 meter, diduga pelaku menggunakan senjata laras panjang, yang artinya pelaku cukup dekat dengan bandara," ungkapnya.
  
Ditanya apakah Polda Papua sudah mengetahui pelaku penembakan - Kabid Humas menjawab, pihaknya sampai saat ini masih belum memastikan kelompok para pelaku penyerangan tersebut. "Pelaku belum kami ketahui, yang jelas mereka adalah sekelompok sipil bersenjata," ucapnya.
  
Hanya saja, Kabid Humas menyatakan bahwa aparat gabungan polri dan TNI telah melakukan pengejaran dengan menyisir bukit yang diduga dilalui para pelaku saat melakukan aksinya. Namun tidak membuahkan hasil atau pun petunjuk.
 
"Pengejaran sudah dilakukan oleh tim gabungan hingga puncak bukit, namun pelaku belum ditemukan keberadaanya. Saat ini wilayah bandara masih dalam penjagaan secara ketat," tegasnya.
 
Disingggung banyaknya tanggapan dari masyarakat pihak kepolisian tergolong lambat dalam mengungkap penembakan di Mulia " Kabid Humas mengemukakan bahwasanya polisi tidak bisa bertindak sesuai katanya. "Kami butuh fakta serta alat bukti. Yang parahnya lagi, tidak ada masyarakat yang mau menjadi saksi bila di butuhkan. Ini semua menjadi kendala dalam pengungkapan kasus penembakan di Mulia," tuturnya.
  
Sedangkan untuk, Bandara Udara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya  sementara ini, paska penembakan terhadap pesawat Trigana Air PK-YRF masih di tutup. Yang mana penutupan bandara Mulia tersebut bersifat sementara, hingga menunggu keputusan pemerintah daerah setempat.
 
"Bandara kini masih ditutup dan dalam penjagaan anggota gabungan, Brimobda Papua, Polres Puncak Jaya dan TNI. Yang mana guna dalam proses penyelidikan dan juga daerah di seputaran Bandara di pastikan sudah kondusif," tukasnya.
 
Sebatas di ketahui  di Bandara Udara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Minggu (8/4) pagi. Sekelompok sipil bersenjata menembak pesawat Trigana Air PK-YRF. Yang menewaskan seorang wartawan Papua Pos Nabire, Leiron Kogoya.
 
Selain menewaskan seorang wartawan, peristiwa itu juga melukai 4 penumpang lainnya, termasuk pilot dan co plot. Mereka yakni, Pako Korwa (4) terkena serpihan di jari tangan kiri. Anti Korwa (30) terkena serpihan di lengan kanan, Beby Astek (kapten pilot, 40) terkena serpihan di mata kaki kiri dan Willy Resubun (kopilot, 30) terkena serpihan di jari tangan kanan.
 
Semenatara itu, korban penembakan di Bandara Mulia Puncak Jaya, Beby Astek dan Billy Resubun yang diketahui sebagai Kapten Pilot Trigana Air, setelah kejadian kedua korban langsung dievakuasi ke Jayapura. Untuk Beby Astek saat ini masih menjalani perawatan medis di RS Dian Harapan Waena.  Korban terpaksa dioperasi karena mengalami luka tembak pada pada bagian atas mata kaki sebelah kiri.
  
Seperti diketahui bahwa Minggu sore kemarin korban Beby Astek tiba di RS Dian Harapan Waena guna dilakukan pemeriksaan medis. Pemeriksaan ini langsung dilakukan Dr Audy Darmanaw dengan melakukan ronsen pada kaki sebelah kiri yang terkena serpihan proyektil.   
 
Setelah diperiksa, kemudian dilakukan perawatan terhadap korban dan pada Minggu (8/4) malam, sekitar pukul 22.00 WIT telah dilakukan operasi oleh tim tenaga medis RS Dian Harapan.
 
Tindakan bedah atau operasi untuk mengangkat serpihan proyektil yang bersarang diatas mata kaki sebelah kiri korban. Selanjutnya setelah dioperasi kemudian dilakukan dengan tindakan perawatan selama beberapa hari kedepan di RS Dian Harapan Waena.(ro/Cr- 179)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sukabumi Jadi Surga Imigran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler