jpnn.com, LAMPUNG - PT Angkasa Pura II (AP II) resmi mengelola Bandara Radin Inten II, Lampung. Pengembangan siap dilakukan, termasuk mematangkan rencana penerbangan langsung haji dan umrah. Bandara Radin Inten II diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Lampung.
Pengelolaan Bandara Radin Inten II oleh AP II tertuang dalam perjanjian kerja sama. Tepatnya antara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura II (Persero). Perjanjian itu tentang Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Barang Milik Negara pada Bandara Kelas I Radin Inten II Lampung, Sabtu (12/10).
BACA JUGA: Kemenpar Diminta Tak Paksakan Konsep Wisata Halal di Labuan Bajo
Melalui kerja sama dengan konsep KSP Barang Milik Negara itu, maka Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub menyerahkan pengelolaan Bandara Radin Inten II kepada Angkasa Pura (AP) II selama masa perjanjian. Yakni 30 tahun, atau dari 1 Januari 2020 hingga 31 Desember 2050.
Latar belakang dilakukan kerja sama dengan skema KSP Barang Milik Negara ini, antara lain adalah karena diperlukan pembangunan dan pengembangan fasilitas. Serta pengoperasian Bandara Radin Inten II guna meningkatkan keamanan dan keselamatan penerbangan. Pihak AP II pun menyatakan siap melakukan pengelolaan, optimalisasi, dan pengembangan fasilitas di bandara tersebut.
BACA JUGA: Kemenpar Branding Dua Sport Tourism Besar Indonesia
Sebagai bagian dari perjanjian, AP II akan menerima pendapatan aeronautika, pendapatan nonaeronautika, dan pendapatan kargo dari pengelolaan Bandara Radin Inten II. Selanjutnya, AP II melakukan pembayaran atas kontribusi tetap dan pembagian keuntungan kepada Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub terhadap tiga pendapatan tersebut, yang diperoleh dari pengelolaan Radin Inten II.
Selain itu, AP II juga akan menyerahkan hasil pengembangan, pembangunan dan penambahan fasiitas di Bandara Radin Inten II kepada Ditjen Perhubungan Udara ketika perjanjian berakhir.
BACA JUGA: Tok Tok Tok... Inilah Tarif Baru untuk Visa Umrah
President Director AP II Muhammad Awaluddin mengaku sangat berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan pemerintah kepada pihaknya, untuk mengelola Bandara Radin Inten II. Menurutnya, pihanya siap mengelola bandara tersebut dan mengembangkan konektivitas penerbangan di Lampung.
“Bandara Radin Inten II akan bersinergi dengan bandara-bandara lain di bawah pengelolaan AP II yang saat ini total berjumlah 17 bandara. Tentunya kami melakukan pengembangan infrastruktur di bandara yang diserahkan ke AP II melalui skema KSP Barang Milik Negara, seperti Radin Inten II di Lampung dan Tjilik Riwut di Palangkaraya,” ungkapnya.
Selain itu, AP II juga membangun sistem yang menyinergikan seluruh bandara, termasuk yang dikelola melalui skema KSP Barang Milik Negara. Tujuannya, agar dapat mendukung satu sama lain dalam suatu jaringan penerbangan, sehingga AP II dapat optimal dalam mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Lebih jauh Awaluddin mengatakan, pengelolaan, optimalisasi dan pengembangan fasilitas bandara milik pemerintah oleh AP II melalui skema KSP Barang Milik Negara akan menghemat APBN. Sebab, biaya investasi dan operasional berasal dari AP II. Khusus untuk Bandara Radin Inten II, AP II telah memiliki rencana pengembangan dengan nilai investasi sebesar Rp500 miliar untuk 30 tahun.
Pengembangan tersebut mencakup perluasan terminal penumpang pesawat dan pembangunan infrastruktur pendukung operasional. Seperti perluasan dan renovasi gedung kargo, pembangunan gardu listrik khusus, pembangunan akses jalan, pembangunan gedung operasional CCR dan Power Quality, serta infrastruktur lainnya.
"Salah satu tujuan pengembangan dan pembangunan yang dilakukan AP II adalah supaya Bandara Radin Inten II dapat menjadi embarkasi penerbangan haji dan umrah. Selain tentunya mendukung perekonomian dan pariwisata di Provinsi Lampung," jelasnya.
Di tempat yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerangkan, beralihnya pengelolaan ke AP II bertujuan agar Bandara Radin Inten II dapat lebih cepat berkembang. Ini merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan partisipasi swasta/ BUMN dalam pengembangan infrastruktur.
Menurutnya, potensi pertumbuhan sektor penerbangan di Lampung cukup besar. Antara lain untuk penerbangan umrah dan pariwisata. Menyusul hal tersebut, Menhub memaparkan bahwa runway di Bandara Radin Inten II akan dikembangkan sehingga dapat melayani penerbangan pesawat berbadan lebar (wide body).
“Tahun 2020, landasan akan ditingkatkan untuk bisa didarati Airbus A330. Kami meminta AP II untuk melihat peluang lain dalam mengoptimalkan Radin Inten II. Bandara ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain seperti penerbangan private jet. AP II dapat mengelola secara profesional dan melihat potensi apa yang bisa dikembangkan," bebernya.
Sementara itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi berharap, AP II dapat mendorong agar Bandara Radin Inten II bisa segera melayani penerbangan langsung untuk haji dan umrah. Ia yakin pengembangan bandara ini akan mampu mendukung pertumbuhan perekonomian di Lampung.
“Pemprov Lampung mendukung penuh peningkatan aksesibilitas Bandara Radin Inten II melalui jalan tol dan kereta,” ucapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya optimis pengelolaan Bandara Radin Inten II oleh Angkasa Pura II akan turut memajukan sektor pariwisata di Bumi Ruwa Jurai. Sebab, aksesibilitas akan semakin baik, sehingga memudahkan wisatawan yang ingin berlibur ke Lampung.
“Aksesibilitas menjadi komponen yang sangat penting dalam menunjang pengembangan pariwisata di suatu daerah, disamping atraksi dan amenitas. Terlebih, Lampung mempunyai sejumlah destinasi wisata kelas dunia, seperti Pantai Tanjung Setia yang selama ini sangat diminati para peselancar,” jelasnya.
Untuk diketahui, Bandara Radin Inten II sudah beroperasi dengan terminal baru yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 8 Maret 2019 lalu. Terminal seluas 9.650 meter persegi itu berkapasitas sekitar 3 juta penumpang per tahun.
Di sisi udara, bandara dilengkapi dengan runway 3.000 x 45 meter serta apron berukuran 565 x 110 meter untuk 12 parking stand pesawat. Sepanjang tahun lalu, jumlah penumpang di Radin Inten II mencapai 1,99 juta penumpang dengan pergerakan pesawat sebanyak 16.058 pergerakan. (adv/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh