Diakuinya, posisi sebagai calon independen sering dianggap sebelah mata, di remehkan, bahkan disudutkan menjurus fitnah. Namun pihaknya yakin, setiap niat kebaikan akan berbuah kebaikan. Tekad itu juga dilatarbelakangi melihat kondisi pembangunan Jakarta yang sporadis dan berdampak tata Kota Jakarta semakin berantakan. Ruang terbuka hijau tidak sampai 10 persen, kemacetan semakin menjadi-jadi, banjir menjadi persoalan rutin yang tidak terselesaikan, wilayah kumuh bertambah banyak, kriminalitas semakin tinggi, tingkat kesehatan dan pelayanan publik semakin memburuk, dan tidak adanya pemimpin yang bisa menjadi panutan, tegas dan tidak membohongi rakyatnya.
“Karena itu, cita-cita utama kami untuk menyelesaikan satu juta masalah Jakarta adalah melakukan peremajaan kota,” katanya.
Jakarta bisa ditata jika ada kemauan dan tekad kuat agar ruang terbuka hijau di Jakarta mencapai 30 persen. Dengan proporsi 20 persen publik dan 10 persen privat atau pribadi. Dari sinilah nantinya akar persoalan tata ruang Jakarta akan dibenahi secara berkesinambungan, terintegrasi dan bersinergi satu dengan lainya.
Hasil survei menunjukkan, untuk kategori kota layak huni, di antara kota besar di dunia, Jakarta menempati posisi 150-an. Sedangkan di Indonesia posisi 14 , masih kalah dengan kota seperti Palangkaraya. Karenanya jika tidak segera dilakukan perubahan atas kondisi tersebut, Jakarta semakin mendekati sebagai kota gagal, dengan indikasi kemacetan bertambah parah dari tahun ke tahun.
Selain itu, kehidupan warga Jakarta ibarat sebuah tembang lagu, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Jurang pemisah tersebut membuat angka kriminalitas semakin tinggi dan penggangguran semakin bertambah. “Dilandasi tekad besar dan niat untuk melakukan perubahan, serta dengan mengucapkan bismilahirohmanirohiim, kami mendaftarkan diri sebagai pasangan independen, dan semoga ini juga menjadi sejarah bagi kehadiran independen dalam Pilkada DKI yang menjadi barometer bagi seluruh wilayah Indonesia,” ungkapnya.
Bang Adji meyakini, warga Jakarta sudah jenuh melihat kondisi saat ini. Mereka adalah warga yang menginginkan perubahan, warga yang cerdas dalam memilih calon gubernur. Bukan karena iming-iming uang, tapi karena tidak ingin dibohongi lagi oleh mereka yang mengaku ahlinya. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa Partai Aceh Membludak
Redaktur : Tim Redaksi